Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Varian Baru Virus Corona Lebih Menular, tetapi Tidak Sebabkan Kondisi Lebih Parah

Kompas.com - 31/12/2020, 09:31 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian mengungkapkan, varian baru virus corona yang teridentifikasi di Inggris kemungkinan tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih membahayakan.

Ilmuwan dari Public Health England (PHE) melakukan penelitian melalui membandingkan 1.769 orang yang terinfeksi varian baru dengan 1.769 orang kasus pembanding yang digambarkan sebagai virus 'tipe liar'.

Kedua kelompok dibandingkan satu per satu berdasarkan usia, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan waktu pengujian.

Dari 42 orang yang dirawat di rumah sakit, sebanyak 16 orang terinfeksi varian baru dan 26 kasus mempunyai infeksi virus tipe liar.

Sementara itu, ada 12 kasus kematian akibat varian baru dan 10 kasus kematian pada kasus pembanding.

"Hasil awal dari studi tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam rawat inap dan kasus kematian antara kasus dengan varian baru dan kasus pembanding tipe liar," ujar studi tersebut dilansir dari Reuters, Kamis (31/12/2020).

Menurut para ahli, tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai kemungkinan infeksi ulang dengan varian baru dibandingkan varian lainnya.

Meski demikian, para peneliti menegaskan, varian baru virus ini dapat menyebar lebih cepat atau lebih menular.

Mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris pada pertengahan Desember 2020 telah membuat sejumlah negara lain memberlakukan pembatasan perjalanan ke Inggris Raya.

Beberapa negara lain seperti Singapura, India, Jepang, Korea Selatan, juga telah mengonfirmasi kasus yang berkaitan dengan varian baru SARS-CoV-2 yang menyebar di Inggris ini.

Baca juga: Ditemukan Lebih Banyak di Darah Pasien, Ini Penyebab Varian Baru Covid-19 Lebih Menular

Viral load lebih tinggi

The Guardian, memberitakan, penyebaran mutasi virus corona di Inggris yang menyebar cepat mempunyai keterkaitan dengan lebih tingginya jumlah virus dalam sampel pernapasan.

Ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap varian baru, B117, menemukan bahwa virus terus menyebar, sedangkan varian lama menurun.

Beberapa laboratorium di London dan Manchester mulai melihat bukti varian baru dari sampel pernapasan.

Dr Michael Kidd dari PHE Public Health Laboratory di Birmingham dan timnya menganalisis 641 sampel berdasarkan tes dari pasien bergejala.

Dari sampel tersebut, ditemukan sekitar 35 persen pasien yang terinfeksi B117 mempunyai tingkat virus yang tinggi dalam sampelnya, dibandingkan dengan 10 persen pasien tanpa varian baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com