KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada Kamis (17/12/2020).
Macron dites positif Covid-19 setelah timbulnya gejala pertama. Ia kini menjalani isolasi mandiri selama 7 hari, sesuai peraturan nasional.
"Ia akan melanjutkan pekerjaannya dan melakukan aktivitasnya dari jarak jauh," kata Kantor Kepresidenan.
Kabar ini menambah daftar panjang kepala negara di dunia yang terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Presiden Perancis Macron Konfirmasi Positif Covid-19, Tambah Daftar Pejabat Negara Terinfeksi
Sebelumnya, sejumlah presiden dan perdana menteri dilaporkan juga terinfeksi virus corona. Berikut daftarnya:
Perdana Menteri eSwatini, Amborse Dlamini, menjadi kepala negara pertama yang meninggal akibat Covid-19. eSwatini merupakan sebuah negara kecil di benua Afrika.
Dlamini dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada 16 November dan awalnya tidak menunjukkan gejala.
Ia kemudian dipindahkan ke Afrika Selatan untuk proses pemulihan. Sempat membaik, kondisinya kembali menurun dan menjalani perawatan di rumah sakit sejak 1 Desember.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama istrinya, Melania Trump, pada Oktober 2020 juga dikonfirmasi positif Covid-19.
Sempat menjalani isolasi mandiri di kediamannya, Trump akhirnya dilarikan ke rumah sakit militer menggunakan sebuah helikopter, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca juga: PM Eswatini Jadi Pemimpin Negara Pertama yang Meninggal Setelah Positif Covid-19
Presiden Brazil Jair Bolsonaro terinfeksi virus corona pada September 2020.
Bolsonaro merupakan salah satu tokoh yang tak mempercayai Covid-19. Ia kerap terlihat tanpa masker di depan publik.
PM Inggris Boris Johnson mengonfirmasi dirinya positif Covid-19 melalui unggahan Twitter pribadinya pada Maret 2020.
Awalnya, Boris hanya menjalani isolasi mandiri di rumahnhya. Tetapi, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan menerima bantuan ventilator setelah kondisinya memburuk.
Ia pun akhirnya pulih pada 13 April 2020.
Baca juga: Pemerintah Masih Tunggu Hasil Kajian BPOM dan MUI soal Vaksin Covid-19