Pada hari-hari awal virus ditemukan, virus dilacak ke apa yang disebut "pasar basah" di Wuhan, provinsi Hubei, dan diduga di sanalah tempat ia melakukan lompatan dari hewan ke manusia.
Namun, para ahli sekarang meyakini bahwa virus itu mungkin hanya diperkuat di sana.
Penelitian menunjukkan bahwa coronavirus yang mampu menginfeksi manusia mungkin telah beredar tanpa terdeteksi pada kelelawar selama beberapa dekade.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Desember lalu, seorang dokter China di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Li Wenliang, mencoba memperingatkan sesama petugas medis tentang kemungkinan berjangkitnya penyakit baru.
Akan tetapi, keberaniannya itu membuatnya didatangi oleh polisi karena dianggap membuat komentar palsu dan meresahkan publik.
Hingga akhirnya, Dr Li meninggal pada Februari setelah tertular virus corona saat merawat pasiennya
Baca juga: Kasus Infeksi Virus Corona Terdeteksi pada Hewan Liar di AS
Pada April, kecurigaan dan tuduhan muncul bahwa virus itu mungkin bocor dari laboratorium di Wuhan.
Pemerintah AS melalui sejumlah pejabatnya, bahkan Presiden Trump sendiri, sudah berulang kali menyuarakan kecurigaan tersebut.
Badan intelijen AS menuturkan meski virus itu bukan buatan manusia, mereka menyelidiki kemungkinan wabah dimulai dari kecelakaan di laboratorium.
Baru-baru ini, laporan di media China memberikan narasi tandingan dengan menyatakan bahwa pandemi virus corona malah terjadi dari luar negara mereka.
Tapi analis menyebut klaim itu tak berdasar, dan menunjukkan kepanikan di Beijing karena reputasi mereka hancur oleh pandemi.
Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19