Keterangan resmi dari Angkatan Laut menyebutkan penyebab hilangnya enam pesawat dan 17 orang adalah cuaca badai yang merusak alat pada pesawat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presenter Kuliner Bondan Winarno Maknyus Tutup Usia
Masih dikutip dari sumber yang sama, skenario yang paling mungkin adalah pesawat akhirnya kehabisan gas dan jatuh di laut lepas pantai Florida.
Dengan demikian, tidak ada yang berhasil selamat karena lautan yang ganas dan amat dalam.
Pada 1991, sekelompok pemburu harta karun tampaknya akhirnya memecahkan teka-teki tersebut ketika menemukan "kuburan" di dalam air di dekat Fort Lauderdale.
Sayang, belakangan diketahui "kuburan" itu adalah pesawat yang nomor serinya berbeda dengan pesawat angkatan laut yang hilang.
Masih banyak yang mempercayai bahwa bangkai Flight 19 dan pesawat penyelamatnya mungkin masih ada di suatu temapt di Segitiga Bermuda.
Tetapi, pencarian yang dilakukan tidak menemukan tanda-tanda berarti. Enam pesawat dan 27 orang di dalamnya tidak pernah ditemukan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Dahsyat Gunung Nevado del Ruiz, 23.000 Orang Meninggal
Akan tetapi, cerita hilangnya skuadron ini justru memperkuat legenda Segitiga Bermuda, yaitu sebuah wilayah di Samudera Atlantik, tempat kapal-kapal dan pesawat menghilang tanpa jejak.
Segitiga Bermuda terbentang dari selatan pantai Amerika Serikat ke seberang Bermuda dan turun ke Pantai Atlantik Kuba dan Santo Domingo.
Pada 1960-an dan 1970-an, majalah dan penulis seperti Vincent Gaddis dan Charles Berlitz turut mempopulerkan gagasan bahwa Fligh 19 telah ditelan Segitiga Bermuda.
Buku-buku lainya dan penggambaran fiksi tentang anomali magnetis, dimensi paralel, hingga penculikan alien muncul dan dinilai berperan dalam tragedi yang terjadi.
Pada 1977, film "Close Encounters of the Third Kind" kemudian menjadi terkenal karena menggambarkan Flight 19 yang hilang dibawa piring terbang dan kemudian dibuang di gurun Meksiko.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, 189 Orang Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.