Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pompeii, Kota Kuno di Bawah Tumpukan Abu Vesuvius

Kompas.com - 23/11/2020, 17:11 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pompeii adalah nama sebuah kota kuno peninggalan Kekaisaran Romawi yang terletak di Campania, Italia, 23 kilometer sebelah tenggara Naples.

Dikutip dari Britannica, kota yang terletak di sisi tenggara lereng Gunung Vesuvius ini terkubur oleh letusan gunung berapi itu pada 24 Agustus tahun 79 sebelum Masehi.

Erupsi Vesuvius menghujani kota itu dengan material vulkanik, yang diikuti dengan awan abu panas selama berhari-hari.

Akibatnya, penduduk kota itu tewas, bangunan-bangunan hancur, dan kota itu akhirnya terkubur di bawah tumpukan abu dan bebatuan yang dimuntahkan Vesuvius.

Selama berabad-abad, Pompeii "tertidur" di bawah tanah hingga akhirnya kembali ditemukan pada tahun 1700-an.

Baca juga: [Video] Jasad Majikan dan Budak Korban Erupsi Gunung Vesuvius di Pompeii

Diawetkan dengan sempurna

Sisa-sisa bangunan megah, seperti aula dan gedung pertunjukan, villa-villa mewah, dan rumah-rumah penduduk masih bisa ditemukan di situs bersejarah itu.

Tidak hanya bangunan, jasad penduduk Pompeii yang tewas akibat erupsi Vesuvius juga ditemukan di dalam puing-puing rumah dan bangunan.

Bahkan, sebuah toko roti ditemukan dalam kondisi utuh dengan adonan roti yang masih berada di dalam oven.

Penemuan Pompeii dan segala isinya, segera menarik perhatian para peneliti yang tertarik mempelajari peradaban kuno manusia.

Kota perdagangan 

Ancient menuliskan, Kota Pompeii memiliki luas sekitar tiga kilometer persegi, sepertiganya masih belum digali, dan termasuk kota yang padat penduduk.

Ada ratusan pertanian dan sekitar seratus vila di perdesaan sekitarnya. Populasi kota berkisar antara 10.000 hingga 12.000 jiwa, dengan sepertiganya adalah budak.

Pompeii adalah salah satu pelabuhan penting di Teluk Napoli dan permukiman sekitarnya seperti Nola, Nuceria, dan Aceria.

Permukiman-permukiman itu akan mengirim hasil bumi mereka ke Pompeii dan kemudian dikirim melintasi Kekaisaran.

Barang-barang seperti zaitun, minyak zaitun, anggur, wol, kecap ikan, garam, kenari, buah ara, almond, ceri, aprikot, bawang, kubis dan gandum termasuk ke dalam komiditi ekspor.

Sementara barang-barang impor termasuk buah eksotis, rempah-rempah, kerang raksasa, sutra, kayu cendana, hewan liar untuk arena gladiator, dan budak untuk industri pertanian yang berkembang pesat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com