Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Candi Borobudur Ditutup Terpal Antisipasi Erupsi Merapi, Pengunjung Masih Boleh Masuk?

Kompas.com - 19/11/2020, 18:32 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan bernarasikan Candi Borobudur ditutup menggunakan terpal sebagai antisipasi erupsi Gunung Merapi ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Facebook Arta Putra di grup Facebook Pecinta Obyek Wisata Indonesia, Rabu (18/11/2020).

Dalam unggahannya itu, Arta menyebut bahwa terdapat 32 stupa dan lantai lorong 1 keliling yang akan ditutup terpal paulin.

Baca juga: Wisata di Klaten, dari Air hingga Candi

"Penutupan area Candi Borobudur sebagai antisipasi untuk menghindarkan bagian Candi Borobudur dari potensi abu vulkanis hasil erupsi Gunung Merapi jika sewaktu-waktu aktivitas Merapi meningkat. Bagian candi yang akan ditutup rencananya stupa teras di lantai 8, 32 stupa, dan lantai lorong 1 keliling. Terpal paulin sudah digelar di lorong lantai 1. Untuk lantai lain, terpal belum digelar tetapi sudah disiapkan di lokasi," tulis akun Facebook Arta Putra.

Tangkapan layar unggahan bernarasikan Candi Borobudur ditutup menggunakan terpal sebagai antisipasi erupsi Gunung Merapi.FACEBOOK/ARTA PUTRA Tangkapan layar unggahan bernarasikan Candi Borobudur ditutup menggunakan terpal sebagai antisipasi erupsi Gunung Merapi.

Hingga Kamis (19/11/2020) sore, unggahan tersebut telah mendapat beragam respons dari sesama warganet.

Benarkah informasi tersebut? Lantas, apakah pengunjung masih diperbolehkan masuk?

Penjelasan pihak Borobudur

Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Wiwit Kasiyati mengatakan bahwa pihaknya telah memasang terpal paulin di sejumlah stupa dan teras lantai Candi Borobudur.

Adapun stupa yang dipasangi terpal paulin tersebut berjumlah 36 dari 72 stupa di lantai 8 Candi Borobudur.

"Antisipasi sih, ini tindakan mitigasi bencana terhadap cagar budaya dengan adanya informasi dari BPPTKG bahwa tanggal 5 kemarin Gunung Merapi itu pada level siaga," kata Wiwit saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif?

"Jadi kita antisipasi melakukan tindakan preventif menutup stupa teras di lantai 8 sejumlah 36 stupa dan lantai lorong tingkat 1," tambahnya.

Sementara itu, pihaknya juga telah menyiapkan terpal paulin di beberapa titik di lorong atau teras candi yang sewaktu-waktu bisa digelar apabila Gunung Merapi benar-benar akan erupsi.

Penutupan stupa tersebut dilakukan sejak Selasa (10/11/2020) hingga menunggu informasi resmi turunnya status Gunung Merapi.

"Untuk stupa yang lainnya, cover itu sudah siap di tempat. Jadi kalau seumpama benar terjadi erupsi, itu temen-temen tinggal mengerudungkan saja, tinggal pasang aja. Karena cover-nya berat juga, kalau dipasang secara dadakan nanti akan membuang waktu," ucap Wiwit.

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...

Pengunjung masih boleh masuk?

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) berhasil mengkaji kehadiran spesies fauna untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi.Dokumentasi LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) berhasil mengkaji kehadiran spesies fauna untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi.

Lebih lanjut, Wiwit mengatakan, walaupun beberapa stupa dilakukan penutupan, pengunjung masih bisa memasuki dan berwisata di Candi Borobudur.

Hal itu dikarenakan wilayah Candi Borobudur masih dalam kondisi yang aman.

"Pengunjung masih bisa masuk karena kondisi masih aman," kata Wiwit.

Baca juga: Daftar 29 Kawasan Konservasi yang Dibuka Kembali di Masa New Normal, dari Kepulauan Komodo hingga Gunung Rinjani

Wiwit menjelaskan, semenjak naiknya status dari Gunung Merapi menjadi Siaga, pengunjung di Candi Borobudur tidak mengalami penurunan.

Kemudian, selain di Borobudur, pemasangan terpal paulin juga akan dilakukan di Candi Mendut dan Pawon karena termasuk dalam Borobudur Temple Compounds.

"Pemasangan cover ini juga akan dilakukan di Candi Mendut dan Candi Pawon juga, karena Candi Borobudur itu kan warisan dunia kalau di UNESCO itu Borobudur Temple Compounds, termasuk juga Candi mendut dan Pawon," ucap Wiwit.

Baca juga: Bertambah Dua Ekor, Bagaimana Kondisi Konservasi Badak Jawa di Ujung Kulon?

Bukan kali pertama

Mengenai pemasangan terpal paulin ini, lanjut Wiwit, bukanlah kali pertama dilakukan di Candi Borobudur.

Pada 2010, stupa-stupa di Candi Borobudur juga ditutup menggunakan terpal lantaran pada saat itu Gunung Merapi mengalami erupsi.

"Penutupan terpal ini sebelumnya juga sudah pernah dilakukan, tepatnya pada 2010 saat merapi erupsi hebat. Pengalaman 2010, kita merasakan betapa lama kita membersihkan abu," kata Wiwit.

"Bahkan kalau ada abu yang sudah masuk ke dalam batu dan saluran drainase, itu kan susah untuk membersihkannya, kita harus membongkar batunya. Dengan pengalaman itu, kita berinisiatif untuk menutup stupa-stupa dengan cover itu tadi," imbuhnya.

Baca juga: Terbang Tanpa Tujuan, Tren Wisata Baru di Tengah Pandemi Corona...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com