Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial soal peringatan untuk tidak membuka video di WhatsApp berjudul "India is doing it" karena jika dibuka maka ponsel bisa diretas.
Pengguna WhatsApp yang menerima peringatan itu diminta meneruskan peringatan tersebut kepada keluarga dan teman.
Sebelumnya, informasi yang sama juga beredar dalam bahasa Inggris. Tidak hanya mencatut kata 'India', ditemukan konten peringatan yang sama tetapi dengan judul video "Argentina is doing it."
Dari penelusuran lembaga pemeriksa fakta, informasi peringatan itu hoaks. Informasi itu pun memenuhi ciri-ciri pesan penipuan yang biasanya beredar di WhatsApp dan e-mail.
Akun Facebook Paduka Bahtera Paduka pada 26 Oktober 2020 menulis status berisi peringatan untuk tidak membuka video di WhatsApp berjudul "India is doing it."
Narasi status itu menyebut, video yang dimaksud menunjukkan grafik Covid-19 di India sudah mendatar.
Jika video itu dibuka, ponsel akan diretas dan tidak bisa dihentikan. Berikut isi lengkap statusnya:
"Kasih tau ya lain2 nya. Jika menerima video di WA yg berjudul *India is doing it*, yg menunjukkan bgmn grafik covid-19 di India sudah mendatar, *jangan dibuka, itu akan nge hack hp mu dlm 10 detik dan tak akan dapat dihentikan.*
Kirim pesan ini ke keluarga dan teman."
Sementara, sejumlah akun lain menginformasikan konten yang sama, hanya berbeda penyebutan negara, yakni Argentina.
Informasi itu menyebut untuk tidak membuka video berjudul "Argentina is doing it" karena jika membukanya ponsel akan diretas dan tidak bisa dihentikan.
Salah satu akun yang melayangkan status itu yakni Frantz Jerome pada 1 Oktober 2020. Akun itu menyebut bahwa CNN baru saja melaporkan informasi tersebut.
Dikutip dari situs web pemeriksa fakta independen Full Fact yang memuat hasil penelusuran situs pemeriksa fakta India, BOOM, informasi video "India is doing it" adalah tipuan.
BOOM juga menyebut bahwa pesan yang sangat mirip beredar lebih awal pada 2020 yang menyebutkan kata "Argentina."
Full Fact menegaskan, pihaknya tidak melihat bukti bahwa video itu asli atau ada korban peretasan.