Ada juga seorang anak laki-laki yang dikenali dari tambalan yang dijahit ibunya ke jaketnya beberapa hari sebelumnya.
Penyelidikan terkait ledakan itu menemukan banyak kesalahan yang dilakukan pemilik dan manajer. Namun kompensasi yang diberikan tidak banyak, totalnya hanya 24 pound (sekitar Rp 456.022) saat itu.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Semanggi II
Universal Colliery kembali digunakan pada akhir November 1913 dan produksi penuh kembali dicapai pada 1916.
Tambang tersebut tidak bertahan lebih lama. Para pekerja dan staf diberi pemberitahuan penutupan pada Maret 1928.
Tragedi Senghenydd sebenarnya tidak hanya terjadi pada 1913. Hal itu membuktikan bahwa pepatah lama "petir tidak menyambar dua kali di tempat yang sama" adalah kesalahan belaka.
Dua belas tahun sebelumnya, pada hari Jumat tanggal 24 Mei 1901, kapal tambang yang sama mengalami bencana pertamanya.
Pada pukul 5 pagi pada hari itu sebuah ledakan menghancurkan ranjau tersebut dan menewaskan 81 orang. Hanya ada satu orang yang selamat yang ditarik dari poros tambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.