Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Nasional Jadi Asesmen Nasional, Ini Kata Para Guru...

Kompas.com - 11/10/2020, 10:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan asesmen nasional sebagai pengganti ujian nasional pada 2021.

Asesmen nasional tidak hanya sebagai pengganti ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, asesmen nasional tidak hanya mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, tetapi juga mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

“Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia,” ujar Mendikbud Nadiem dikutip dari laman Kemendikbud.

Apa kata para guru soal asesmen nasional?

Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menilai, asesmen nasional sejalan dengan rencana Nadiem sebelumnya.

Menurut dia, jika sebelumnya ada asesmen kompetensi nasional (AKM), maka dalam konteks asesmen nasional, AKM menjadi bagian dari asesmen nasional.

Asesmen nasional juga mencakup tiga hal yakni AKM, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

"Artinya tidak ada yang berbeda. Dengan rencana Nadiem sebelumnya," kata Satriwan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: Penjelasan Mendikbud Terkait 3 Aspek Asesmen Nasional Pengganti UN 2021

Sudah lama diharapkan para pendidik

Mengenai asesmen nasional yang akan menjadi pengganti ujian nasional, Satriwan mengatakan, hal ini sudah lama diharapkan para pegiat pendidikan.

Ia menilai, ujian nasional memang seharusnya tidak dijadikan penentu kelulusan. Apalagi, untuk membuat pemeringkatan baik bagi siswa maupun sekolah.

Menurut Satriwan, dampak positif dari kebijakan ini adalah kelulusan tak lagi berbasis mata pelajaran sehingga hal ini mengurangi beban siswa baik dari sisi psikologis maupun ekonomi.

Dengan cara ini, siswa tak perlu lagi mengikuti berbagai bimbingan belajar.

“Asesmen nasional bukan untuk menguji pengetahuan siswa. Tapi hanya untuk mengukur bagaimana perkembangan kualitas pembelajaran. Sehingga, asesmen nasional tak berdampak bagi siswa dan guru. Beda dengan ujian nasional," kata dia.

Ia mengatakan, tantangan saat ini adalah perlunya sosialisasi kepada siswa maupun guru bahwa asesmen nasional bukan untuk pemeringkatan siswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com