Pengukuran sendiri dilakukan setelah tes berjalan dan setelah 30 menit kemudian, di mana peserta dalam kondisi istirahat.
Dari penelitian itu para peneliti menduga, ketidaknyamanan penggunaan masker yang timbul mungkin bukanlah disebabkan adanya penghirupan ulang karbon dioksida ataupun penurunan kadar oksigen.
"Kami menunjukkan bahwa efeknya paling sedikit, bahkan pada orang dengan gangguan paru-paru yang sangat parah,” kata penulis studi senior Dr Michael Campos, dari Pusat Medis Administrasi Veteran Miami dan Fakultas Kedokteran Universitas Miami, seperti dikutip dari Medical News Today.
Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?
Sebaliknya, masker mungkin dapat menyebabkan ketidaknyamanan dengan cara mengiritasi saraf wajah yang sensitif, menghangatkan udara yang dihirup atau memicu perasaan klaustrofobia.
“Dispnea, perasaan sesak napas yang dirasakan oleh beberapa orang dengan masker, tidak sama dengan perubahan pertukaran gas. Ini mungkin terjadi dari pembatasan aliran udara dengan sungkup, khususnya ketika ventilasi yang lebih tinggi diperlukan saat beraktivitas,” katanya lagi.
Karena itulah peneliti kemudian mengatakan ketidaknyamanan seharusnya tidak menjadi alasan timbulnya seseorang tidak memakai masker yang justru berisiko terhadap masalah penularan Covid-19.
Baca juga: Lebih dari 1.000 Mahasiswa di Universitas Newcastle Inggris Terinfeksi Covid-19
Infografik: Membandingkan Efektivitas Berbagai Jenis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.