Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Kursi Kosong Najwa Bukan Hal Baru, Ini Kejadian Sebelumnya

Kompas.com - 30/09/2020, 09:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wawancara kursi kosong Najwa Shihab setelah Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto tidak hadir dalam acara Mata Najwa pada Senin, (28/9/2020) menjadi viral.

Tidak hanya di dalam negeri, sejumlah media di luar negeri juga memberitakan kejadian tersebut. 

Najwa mengatakan masih akan menunggu kehadiran Menteri Terawan sebagai pertanggungjawaban Kementerian Kesehatan dalam mengatasi pandemi virus corona. 

Wawancara kursi kosong seperti yang dilakukan Najwa Shihab bukan yang pertama kalinya dilakukan di media televisi. 

Baca juga: Menteri Kesehatan Terawan Tak Hadir, Najwa Shihab Tanyai Kursi Kosong, Apa Maknanya?

Sebelumnya telah ada kejadian serupa karena narasumber yang diharapkan tidak hadir memenuhi undangan. Berikut di antaranya:

Wawancara Kay Burley

Dilansir dari NPR, (6/11/2019), pembawa acara televisi di Inggris, Kay Burley, tiba-tiba mendapati dirinya tanpa tamu yang telah direncanakan untuk diwawancara.

Adapun tamu yang diundangnya yakni Ketua Partai Konservatif Inggris, James Cleverly.

Meskipun begitu, Burley tidak membiarkan acara tersebut menjadi tanpa arti.

Burley mengarahkan rentetan pertanyaannya ke kursi kosong yang seharusnya menjadi tempat duduk Cleverly.

"Di mana dia? Dia mungkin berjarak 15 kaki dari tempat saya berdiri," ujar Burley pada acara Kay Burley Show di Sky News.

"Aku pernah menemuinya selama istirahat. Dia bilang, dia tidak akan datang dan berbicara dengan kami hari ini, meskipun mereka mengatakan bahwa mereka akan berbicara dengan kami," lajut dia.

Tampaknya wawancara saat itu akan menjadi wawancara yang panas, karena Burley mulai menghitung pertanyaan-pertanyaan tajam yang telah dia persiapkan untuk Cleverly pada hari resmi pertama kampanye pemilihan umum di Inggris saat itu.

Baca juga: Menkes Terawan Sempat Ramai Dibahas, Segini Harta Kekayaannya

Rencananya Burley akan membahas komentar dari House of Commons Leader Jacob Rees-Mogg, seorang Konservatif, di mana dia mengatakan korban kebakaran Menara Grenfell tidak menggunakan akal sehat ketika mereka mengikuti instruksi pemadam kebakaran untuk tetap berada di dalam gedung yang terbakar pada tahun 2017.

"Sayangnya, Anda ingat berapa banyak orang tewas karena itu? Kenapa dia masih anggota kabinet? Aku ingin bertanya tentang itu padanya," ujar Burley ke kursi kosong.

Setelah itu, Cleverly mengungkapkan dalam sebuah program radio bahwa ia belum pernah janjian untuk acara Burley dan ia tidak bisa mengikuti wawancara dengannya.

"Saya duduk di studio ini, bersiap untuk menjelaskan kepada kalian. 'Aku ingin kamu datang ke acaraku sekarang'. Dan aku sering memikirkan bahwa diriku multitasker yang cukup baik, tetapi secara fisik saya tidak dapat berada di dua tempat pada waktu yang sama," ujar Burley.

Banyak yang melihat bahwa Cleverly justru menghindari wawancara yang sulit dengan Burley. Dan Burley tetap kecewa.

Namun, tanpa kehadiran narasumber pun Burley terlihat sanggup mengarahkan acara dengan sangat baik.

Baca juga: Kursi Terawan yang Kosong di Mata Najwa, Kritik, hingga Padatnya Jadwal Sang Menteri

Tantangan Andrew Neil kepada Boris Johnson

Melansir Evening Standard, (5/12/2019), jurnalis dan penyiar Skotlandia, Andre Neil menyampaikan tantangan wawancara langsung kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sebelum penyelenggaraan pemilhan umum (Pemilu) di negara tersebut.

"Tentu masih ada satu partai yang harus dilakukan wawancara, Boris Johnson. Kami telah memintanya selama berminggu-minggu untuk memberi kami tanggal, waktu, dan tempat. Sampai saat ini, belum ada yang datang," ujar Neil.

Akibat kekecewaan itu, Neil merobek daftar pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Perdana Menteri Inggris itu.

Sementara itu, Johnson berhasil diwawancarai oleh wartawan BBC Andrew Marr, dan ditanya mengapa dirinya tidak memenuhi undangan Neil jelang pemilu.

Johnson pun membantah bahwa ia menghindari pengawasan, Ia berdalih, telah mengambil bagian dalam debat, wawancara, dan telepon.

Terkait tantangan wawancara yang tidak dihadiri oleh Johnson, Neil mengatakan, tidak ada penyiar yang dapat memaksa seorang politisi untuk diwawancarai.

"Wawancara para pemimpin telah menjadi bagian penting dari liputan pemilihan prime-time BBC selama beberapa dekade," ujar Neil.

"Kami melakukannya, atas nama Anda, untuk memeriksa dan meminta pertanggungjawaban mereka yang akan memerintah kami. Itulah demokrasi," lanjut dia.

Baca juga: Menkes Terawan Trending di Twitter, Berikut Sederet Pernyataannya Selama Pandemi Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com