"Penundaan ini seluruhnya dilakukan dengan alasan keamanan publik, tidak ada pertimbangan politik," kata Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dikutip dari BBC, 31 Juli 2020.
Menurutnya, dengan 4,4 juta pemilih terdaftar di Hong Kong, pemilihan berpotensi melibatkan pertemuan skala besar dan meningkatkan risiko infeksi.
Ia mengatakan melanjutkan pemilihan pada bulan September akan menimbulkan risiko khusus bagi pemilih lanjut usia.
Baca juga: Di Tengah Ketidakpercayaan Warga pada China, Hong Kong Gelar Tes Covid-19 Massal
Bolivia terpaksa menunda pemilu dua kali akibat virus corona. Awalnya, pemilu akan digelar pada Mei dan ditunda menjadi 6 September.
Akan tetapi, pemerintah kembali menunda pemilu hingga 18 Oktober 2020, setelah adanya peringatan dari ahli medis akan adanya puncak pandemi pada akhir Agustus atau awal September.
"Tanggal pasti pemilihan memberikan kondisi yang lebih baik untuk perlindungan kesehatan, di luar fasilitas pemungutan suara," kata Ketua KPU Bolivia Salvador Romero, dikutip dari France 24, 23 Juli 2020.
Jika ada, putaran kedua akan berlangsung pada 29 November 2020.
Sejak September ini, kasus infeksi di Bolivia terus mengalami penurunan. Bahkan pada Senin (21/9/2020), negara itu melaporkan 206 kasus, terendah sejak pertengahan Mei 2020.
Baca juga: Polisi Bolivia Temukan 400 Jenazah Terkait Covid-19 di Jalan dan Rumah-rumah
Meski demikian, ada juga sejumlah negara yang memilih untuk tetap melanjutkan pemilu di tengah pandemi virus corona.
Berikut daftar negara yang melanjutkan pemilu:
Sukses mengendalikan virus corona, Korea Selatan tetap menyelenggarakan pemilu pada pertengahan April 2020.
Bahkan, jumlah pemilih tahun ini menjadi yang tertinggi dalam 28 tahun terakhir.
Dikutip dari CNN, 16 April 2020, pemilu itu dilakukan dengan tindakan pencagahan ketat. Pemilih wajib mengenakan masker dan sarung tangan, tempat pemungutan suara didisinfektasi, serta menjaga jarak.
Tak hanya itu, pihak penyelenggara juga menyediakan bilik khusus bagi pemilih yang memiliki suhu lebih dari 37,5 derajat celcius.
Meski para ahli telah memperingatan adanya risiko infeksi, sejumlah pemilih mendukung keputusan untuk melanjutkan pemilu. Mereka menganggap pandemi membuat pemungutan suara menjadi lebih penting.