"Patut dicermati, Pam Swakarsa ini bisa menjelma menjadi pasukan baru, angkatan baru, punya potensi bentrokan dengan Masyarakat," kata Ponto.
Kepada program AIMAN Kompas TV, yang tayang pada Senin, 21 September 2020, Soleman mengakui pada tahun 1998, Pam Swakarsa kala itu adalah untuk membendung aksi mahasiswa yang masif menjatuhkan Presiden Soeharto. Soleman kala itu sudah bertugas di Intelijen ABRI, berpangkat Kolonel.
"Ini pertama kali diakui seorang pejabat Intelijen yang terkait saat itu kepada publik?" tanya saya.
Ponto mengangguk.
Lalu apa kata Polri soal ini?
Saya mewawancarai Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono. Argo menepis segala kekhawatiran.
"Tentunya semua ini ditujukan untuk mendukung keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Jauh dari anggapan bahwa akan ada pasukan atau angkatan kelima, tidak!" ungkap Argo.
Terlepas dari semua pro dan kontra ini, yang pasti istilah Pam Swakarsa mengingatkan pada luka lama.
Tak boleh sejarah kelam berulang. Tak boleh ada agenda yang sama tersimpan hanya karena kita abai mengawasinya.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!