Namun, pukul 15.00 WIB, video itu sudah tidak bisa diakses oleh khalayak ramai alias di mode privat.
"Nah, video-video yang beredar itu adalah sisa-sisa dari full ospek tersebut. Jadi kalau ditanyain korbannya berapa, engga cuma orang-orang itu aja (video yang beredar sekarang), ada banyak. Hanya saja, yang sempat terdokumentasikan hanya 2 video itu," terang Ababil.
Tak cuma pengakuan dari teman-temannya yang ada di grup chat WA itu saja, Ababil juga sempat menanyakan kebenaran informasi itu kepada temannya yang lain yang juga menjadi maba di FT Unib.
Jawabannya sama, temannya itu membenarkan bahwa hal itu terjadi di ospek FT Unib.
"Saya coba tanya ke temen saya di luar grup WA tadi. Temen saya ini juga jadi maba FT Unib, dia juga membenarkan," kata Ababil.
Baca juga: Viral Video Maba Unesa Dibentak Senior, Ini Sejarah Ospek di Indonesia
Adapun tindakannya yang pertama setelah memiliki bukti, yakni coba memberanikan diri untuk mengeluarkannya ke publik melalui story Instagram.
Ababil men-screenshot tampilan percakapan grup chat WhatsAppnya sebagai bukti keluh kesah teman-temannya tadi untuk kemudian dibagikan.
"Jadi tindakan saya yang pertama adalah berusaha speak up di story akun instagram pribadi saya. Lalu, saya juga menginformasikan ke teman-teman terdekat dan juga teman-teman di nasional terkait hal yang terjadi di FT Unib ini," papar Ababil.
Beberapa jam setelah mengunggah story di Instagram, Ababil mengaku mendapat teror dan ancaman.
Bahkan, dia mendapat informasi dari rekannya yang berkuliah di Unib, banyak senior-senior kampus tersebut yang berusaha mencari informasi seperti nomor telepon dan alamat rumahnya.
"Jujur saya cemas. Tetapi, motif saya yang utama adalah bagaimana caranya ikut berusaha speak up juga, agar budaya perloncoan dan senioritas di sini tidak terulang kembali di masa yang akan datang," kata Ababil.
Baca juga: Viral, Video Ospek Maru Dibentak-bentak Senior, Ini Penjelasan Unesa
Pihak Universitas Bengkulu (Unib) saat dihubungi Kompas.com, membenarkan bahwa kejadian di dalam video tersebut adalah kegiatan yang terjadi saat PKK di salah satu fakultas di Unib.
Adapun PKK sendiri adalah program Pengenalan Kehidupan Kampus.
"Ya memang terkait viralnya ospek di Unib, kami membenarkan," ujar Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Unib, Yar Johan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/9/2020).
Kemudian, pihaknya juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan keluarga mahasiswa yang menjadi korban perpeloncoan tersebut.