Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 dan Flu Bisa Menginfeksi Bersamaan, Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 12/09/2020, 14:02 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Flu menjadi salah satu gejala Covid-19 yang telah dikonfirmasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Meski itu adalah dua virus yang sangat berbeda, para ahli tengah menyelidiki apa yang mungkin terjadi jika orang tertular Covid-19 dan flu pada saat yang bersamaan.

Para ahli kini bersiap menghadapi apa yang disebut "twindemic" Covid-19 dan flu. Anda bisa terinfeksi virus corona dan flu dalam waktu yang sama.

Bagaimana penjelasannya?

Dilansir CNN, Jumat (11/9/2020), faktanya terinfeksi salah satunya dapat membuat tubuh lebih rentan terkena penyakit lainnya, menurut ahli epidemiologi dan Direktur dari Stanford Health Communication Initiative, Dr Seema Yasmin.

"Begitu Anda terinfeksi flu dan beberapa virus pernapasan lainnya, itu melemahkan tubuh Anda," kata Yasmin.

Baca juga: 3 Vaksin yang Disetujui Terbatas, Salah Satunya untuk Indonesia

Kemungkinan kedua virus menyerang bersamaan diungkapkan juga dokter pengobatan keluarga di Florida, Dr Adrian Burrowes.

"Anda pasti bisa terkena flu dan Covid-19 pada saat bersamaan, yang bisa menjadi bencana bagi sistem kekebalan Anda," ujar Burrowes.

Menurut CDC, saat imun turun, dengan sendirinya Covid-19 maupun flu dapat menyerang paru-paru. Hal itu berpotensi menyebabkan pneumonia, cairan di paru-paru atau gagal napas.

Penyakit juga dapat menyebabkan sepsis, cedera jantung, dan radang jantung, otak, atau jaringan otot.

Profesor kedokteran dan spesialis perawatan kritis di Universitas California, San Francisco, Dr Michael Matthay menambahkan, memiliki kedua penyakit (Covid-19 dan flu) secara bersamaan akan meningkatkan risiko efek jangka panjang dari sistem organ mana pun.

Tetapi masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti seberapa buruk dampak dari terkena penyakit ganda itu, dibandingkan dengan mengidap salah satu penyakit saja.

Hal itu karena belum banyak data tentang orang-orang yang terkena kedua penyakit itu secara bersamaan.

Namun, Matthay menduga potensi pneumonia dan gagal napas akan lebih besar jika tubuh terjangkit baik flu maupun virus corona.

Gagal napas tidak selalu berarti paru-paru berhenti bekerja. Dia menjelaskan gagal napas bisa berupa paru-paru tidak mendapatkan cukup banyak oksigen ke dalam darah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com