Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pariwisata Lesu, Ini yang Dilakukan Sebagian Warga Bali untuk Menyambung Hidup...

Kompas.com - 02/08/2020, 08:45 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Desa ini memiliki populasi lebih dari 7.000, dan hampir setengah dari penduduknya dulu bekerja di kota, sebagian besar di sektor pariwisata.

Namun, desa telah berhasil mempekerjakan kembali banyak dari mereka dalam pekerjaan seperti membersihkan pantai, memantau sampah, pertanian, produksi makanan, kesehatan dan pekerjaan pengiriman.

"Pandemi kemungkinan tidak akan berakhir dalam waktu singkat. Jadi, kami berencana untuk mengelola dua hektar lagi untuk membuka pertanian kolektif," kata Dewa.

Baca juga: Tak Ingin Terus Bergantung pada Pariwisata, Bali Genjot Industri Kreatif dan Pertanian

Wisata dibuka September

Pemerintah provinsi telah mengumumkan bahwa Bali akan dibuka kembali untuk wisatawan internasional pada bulan September.

Pulau ini akan menjadi proyek percontohan Jakarta untuk meluncurkan kembali pariwisata dengan protokol kesehatan new normal.

"Pemulihan Bali penting untuk industri pariwisata nasional dan regional," kata gubernur Bali Wayan Koster.

Banyak orang Bali optimistis pulau itu siap dibuka kembali. Tapi, yang lain seperti Gede mempertanyakan rencana itu.

"Menurut saya, kita harus menyelesaikan masalah Covid-19 terlebih dahulu, sehingga kita bisa merasa aman. Sementara itu, kita bisa mengeksplorasi sektor potensial lainnya," paparnya.

Ia berencana memiliki dua pekerjaan setelah pandemi.

"Saya tidak akan kembali bekerja di bidang pariwisata secara penuh. Mungkin 50:50. Saya akan tetap bekerja di pertanian," lanjut dia.

Begitu juga dengan Kadek, yang sama dengan banyak perempuan berpenghasilan rendah di pulau itu, tidak punya banyak pilihan.

Dirinya berharap daerah itu akan segera dibuka kembali.

"Jika saya tidak punya uang pada bulan September, saya tidak akan bisa merayakan hari Galungan. Tetapi saya juga takut terkena corona," ujarnya.

Baca juga: Pariwisata Bali Belum Dibuka, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com