"Kan memang kalau ditusuk jarum itu sakit, jadi ya wajar saja," ujar Laelatus saat dihubungi terpisah.
Berbeda halnya bila seseorang yang akan disuntik tersebut merasa ketakutan secara berlebihan.
Takut berlebihan, lanjut dia, memiliki artian kadar ketakutannya tidak seimbang dengan risiko dari objek yang dihadapi.
"Bisa jadi karena pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan terhadap jarum suntik, pengalaman itu membekas secara emosi dan bisa juga mendistorsi kognitif seseorang dengan pemahaman yang keliru," papar Laelatus.
Akibatnya, individu menghubungkan objek dengan sesuatu atau risiko yang sangat membahayakan, padahal tingkat membahayakannya tak setinggi yang dikira.
"Jadi kalau dihadapkan dengan objek yang berkaitan (jarum suntik) individu bisa memiliki kecemasan lebih dari orang-orang kebanyakan," kata dia.
Baca juga: Siswa Histeris Hadapi Jarum Suntik Saat Imunisasi, Guru Pun Turun Tangan
Menurut Laelatus, ketakutan berlebih juga merupakan suatu phobia. Terdapat beberapa cara untuk menyembuhkannya.
Syarat utamanya, kata Laelatus, adalah adanya kemauan dan kesiapan dari individu. Apakah benar-benar dia mau bebas dari phobia tidak.
"Caranya biasanya menggunakan terapi. Ada banyak teknik, seperti teknik behavioral yang mencoba membiasakan individu dengan keberadaan objek, jadi individu dilatih untuk menghadapi ketakutannya sampai dia merasa terbiasa," kata Laelatus.
Kemudian, bisa juga menggunakan perpaduan terapi perilaku dan memodifikasi pemahaman keliru yang dimiliki individu terkait objek.
Sehingga, individu dapat mengubah pemahamannya menjadi lebih rasional serta mengendalikan emosinya.
"Terapi-terapi ini tentu dengan menggunakan prosedur dan kesiapan serta kemauan individu untuk sembuh adalah kunci," ucap dia.
Baca juga: INFOGRAFIK: Phobia Hari Senin, Lunaediesophobia
Sementara itu, psikolog klinis dari Personal Growth Linda Setiawati menjelaskan bahwa ketakutan terhadap jarum suntik, berhubungan dengan hal yang tidak menyenangkan, yakni jarum yang notabene benda tajam.
Bisa jadi, kata Linda, ketakutan tersebut terus terngiang di kepalanya, baik berdasarkan pengalaman sebelumnya, melihat orang lain disuntik, atau ditakut-takuti orang lain.
"Misalnya disuntik dan merasa sakit atau disuntik berkali-kali, yang sesungguhnya jika kita disuntik memang ada rasa sakit tapi tak sebegitu sakit seperti yang dipikirkan dan dibayangkan oleh orang-orang yang memiliki ketakutan berlebih," ujar Linda.
Menurut Linda, ketakutan berlebih juga berkaitan dengan phobia.
Namun, sebelum mendiagnosis apakah seseorang disebut memiliki phobia, harus dilakukan beberapa tes dan ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi.
"Harus dilihat kembali untuk kriteria-kriteria lainnya apakah memenuhi kriteria dari diagnosis," kata Linda.
Baca juga: Cara Dapatkan Token Listrik Gratis Agustus 2020 via www.pln.co.id dan WhatsApp
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.