Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Presiden Jokowi, Mandeknya Kerja Kabinet dan Kejengkelannya

Kompas.com - 29/06/2020, 08:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, karena dirasa publik perlu juga mengetahui, Sekretariat Presiden lantas mengunggah arahan yang semula disampaikan untuk kepentingan internal saja pada 28 Juni 2020. Masuk akal alasannya.

Saya melihatnya sedikit berbeda. Selang 10 hari waktu adalah jeda yang diberikan Presiden untuk adanya perubahan, kamajuan dan langkah-langkah progresif yang diharapkan seperti diungkapkan tanpa banyak ekspresi di dalam arahan.

Lantaran selama jeda itu tidak juga didapati perubahan, kemajuan dan langkah-langkah progresif yang diharapkan, rekaman video diunggah sebagai peringatan. 

Peringatan kepada siapa? Kepada para menteri dan kepala lembaga negara sebagai peringatan kedua setelah pertama kali mendengarnya langsung dalam hening dan sausana tidak nyaman penuh ketegangan di Istana Negara.

Apa yang disampaikan Presiden juga merupakan peringatan kepada rakyat yang sampai tiga kali disebut jumlahnya: 267 juta jiwa. 

Apa peringatannya? Jokowi memperingatkan, tidak ada kemajuan yang berarti selama tiga bulan Indonesia menghadapi situasi krisis karena pandemi Covid-19.

"Saya harus ngomong apa adanya, gak ada progress (kemajuan) yang signifikan. Gak ada!" ujar Jokowi persis di tengah-tengah arahan sekitar 10 menit sambil cemberut.

Presiden tengah membutuhkan dukungan rakyat untuk langkah-langkah politik ke depan.

Jengkel di menit-menit awal

Kalau kamu menyimak rekaman video arahan itu Presiden itu, kamu akan segera menangkap perasaan jengkel di menit-menit pertama.

Ungkapan kejengkelan itu langsung mengemuka setelah gambar terakhir Gubernur Bank Indonesia menempati kursi yang disediakan untuknya. 

Setelah 30 detik menyapa peserta rapat kabinet paripuran sekadarnya, Presiden langsung berbicara dengan nada tinggi. Dari awal sampai akhir tinggi. Tanpa banyak ekspresi di wajah kecuali cemberut dan ekspresi di tangah kecuali angkat tangan.

Arahan Presiden diakhiri dengan nada yang masih sama: tinggi, tanpa banyak ekspresi kecuali ekspresi jengkel.

Terbayang mulesnya ada dalam situasi seperti itu. Terutama tentu saja pihak-pihak yang disebutkan secara eksplisit yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan kementerian di bidang ekomomi yang banyak sekali. 

Di bidang kesehatan misalnya, dari dana yang dianggarakan Rp 75 triliun untuk mengatasi situasi luar biasa karena pandemi, baru digunakan 1,53 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com