KOMPAS.com - Jamur enoki jadi perbincangan setelah investigasi Kementerian Pertanian menemukan adanya kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes pada jamur enoki asal Korea Selatan.
Kementan mengimbau masyarakat berhati-hati mengonsumsi jamur enoki karena kontaminasi bakteri listeria bisa menyebabkan infeksi listeriosis.
Mari mengenai bakteri Listeria monocytogenes penyebab listeriosis.
Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), listeriosis merupakan infeksi serius yang umumnya disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.
Listeriosis rentan bagi ibu hamil dan bayinya, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi parah pada aliran darah berupa timbulnya sepsis atau menimbulkan masalah pada otak dengan menyebabkan meningitis atau ensefalitis.
Infeksi akibat bakteri listeria terkadang juga memengaruhi bagian tulang, sendi, bagian dada, dan perut.
Baca juga: Ini Hasil Investigasi Kementan soal Kontaminasi Listeria pada Jamur Enoki asal Korea Selatan
Penyakit listeriosis umumnya menimbulkan gejala tergantung pada orang dan bagian tubuh yang terkena.
Pada wanita hamil, biasanya gejala berupa demam dan munculnya gejala mirip flu seperti kelelahan dan nyeri otot.
Meski gejalanya terlihat ringan, pada wanita hamil, infeksi dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir dalam keadaan meninggal dunia, lahir prematur atau infeksi yang mengancam jiwa bayi.
Saat seseorang hamil, maka bakteri ini dapat terbawa melalui plasenta.
Sementara, pada penderita selain wanita hamil, dapat muncul gejala berupa sakit kepala, leher kaku, kebingungan, dan kejang selain demam dan nyeri otot.
Orang yang mengalami listeriosis invasif, gejala terlihat saat periode satu hingga empat minggu setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi.
Beberapa orang melaporkan gejala paling lama sekitar 70 hari dan paling cepat di hari yang sama saat ia terpapar.
Sementara itu, mengutip WebMD, bagi kebanyakan orang yang sehat, ketika terinfeksi, meski sempat mengalami sakit, tetapi tidak akan sampai menimbulkan bahaya.