Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warisan Genghis Khan dan Keberhasilan Mongolia Kendalikan Corona

Kompas.com - 23/06/2020, 08:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Hingga Sabtu, 20 Juni 2020, Mongolia mencatat ada 204 kasus virus corona di negara itu.

Catatan tersebut terbilang mengesankan, sebab semua kasus merupakan kasus impor, dan nol kematian. Sementara itu, tidak ada satu orang pun yang terinfeksi di dalam negeri.

Banyak orang Mongolia mengaitkan tingkat infeksi yang rendah ini dengan beberapa faktor, seperti udara bersih dan asupan makanan yang bergizi dari daging dan susu.

Mereka juga percaya bahwa setelah sekian generasi menunggang kuda, menggembalakan domba, serta bertahan dari suhu yang dramatis, -60 hingga 45 derajat Celcius, telah membuat tubuh mereka lebih sehat dan lebih tahan terhadap penyakit.

Mungkin yang paling penting, adalah warisan Genghis Khan, yang diyakini orang Mongolia telah membuat mereka aman.

Melansir SCMP, seorang tabib, seorang biksu, dan seorang dokter semuanya merujuk Genghis Khan sambil menjelaskan alasan Mongolia begitu sukses dalam memerangi pandemi virus corona.

Baca juga: Waspada Virus Corona, Presiden Mongolia Dikarantina Usai Kembali dari China

Hidup tanpa beban

Enkh-Ouyn Byambadorj, seorang dukun, menerima pengunjung di sebuah ruangan besar, dihiasi dengan rambut kuda, jimat dan altar untuk menghormati Genghis Khan.

Dia mengatakan bahwa orang Mongolia hidup dan makan sederhana, dengan langit biru, daging segar dan susu, serta tidak mengalami stres dan konsumerisme yang dihadapi oleh orang-orang dari negara lain.

Faktor lain adalah ketangguhan masyarakat Mongolia, yang berasal dari gaya hidup nomaden dan sejarah agung Kekaisaran Mongolia.

Ketika Genghis Khan mengerahkan pasukan besarnya dan ratusan ribu kuda melintasi padang rumput dan padang pasir, untuk menaklukkan sebagian besar dunia, mereka tidak bisa bergantung pada pemerintah atau kekuatan lain untuk menyelamatkan mereka.

“Ketika orang Barat memiliki masalah, mereka harus menyelesaikannya. Orang Mongolia justru bisa hidup dengan masalah. Jika mereka memiliki daging, mereka makan daging. Jika mereka tidak memiliki apa-apa, mereka melakukan apa saja,” kata dia. 

“Di pedesaan, tidak ada dokter, bahkan untuk wanita hamil. Mereka hanya punya bayi,” ujar dia.  "Orang Mongolia tidak peduli tentang masalah. Bahkan hidup dan mati tidak penting bagi mereka," imbuh dia. 

Baca juga: Crash Landing On You Syuting di Ulaanbaatar Mongolia, Ini 5 Tempat Wisatanya

Dekat dengan alam

Untuk biksu Ukhaanzaya Dorjnamnan, setiap masalah di dunia ini adalah perwujudan dari berbagai jenis naga yang berbeda.

Menurut perkiraannya, virus corona adalah naga yang sangat kuat, tetapi para naga tidak ingin menyakiti orang Mongolia, karena mereka hidup lebih dekat dengan alam.

Dia juga percaya tanah itu sendiri telah diberkati oleh Khan Agung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com