Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Jenis-jenis dan Tips Membeli Sepeda, Simak Agar Tak Menyesal

Kompas.com - 20/06/2020, 09:42 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama masa pandemi virus corona ini, tampaknya membuat masyarakat semakin sadar untuk melakukan hidup sehat.

Salah satunya dengan banyak orang yang mulai menggemari olahraga bersepeda

Hasilnya, banyak masyarakat yang berbondong-bondong ke toko sepeda karena takut kehabisan stok sepeda yang mereka incar.

Namun, dalam memilih sepeda yang tepat dan nyaman, rasanya susah-susah gampang dikarenakan cukup banyak varian merek dan jenis sepeda.

Akan menjadi masalah baru jika yang membeli sepeda adalah pesepeda atau goweser pemula yang tentu saja masih buta akan dunia sepeda.

Lantas, apa saja jenis-jenis sepeda yang saat ini banyak dipakai masyarakat dan bagaimana tips sebelum membeli sepeda? Berikut penjelasan yang dapat dijadikan pertimbangan. 

Baca juga: Enggak Tega Beli Brompton? Coba Lirik Sepeda-sepeda Ini...

Jenis-jenis sepeda

Erwin Handoko dari Brompton Monas Cyclists mengatakan, secara umum terdapat tiga jenis sepeda yang saat ini digandrungi masyarakat.

  • Folding bike (sepeda lipat)
  • Mountain bike (sepeda gunung)
  • Road bike (sepeda balap)

Menurut Erwin, sepeda lipat saat ini tengah naik daun karena menjadi buruan masyarakat untuk bersepeda.

"Sepeda lipat yang lagi booming sekarang ini, beda dari beberapa tahun lalu yang booming beberapa tahun lalu itu adalah sepeda fixie," kata Erwin kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Mengapa banyak orang yang mencari sepeda lipat khususnya di Jakarta, kata Erwin, hal itu dikarenakan faktor pembangunan transportasi massal yang massive belakangan ini.

Seperti adanya MRT, LRT, Transjakarta atau KRL.

"Orang jadi lebih mudah dan ekonomis jika bersepeda," ujarnya.

Baca juga: Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis

Menurut Erwin, dari tiga jenis sepeda pada umumnya, sepeda lipat sendiri terbagi dalam tiga kategori.

Deretan sepeda Brompton yang diparkir dengan menggunakan lipatan yang khas.DOKUMENTASI PRIBADI DHANI PATTINGGI Deretan sepeda Brompton yang diparkir dengan menggunakan lipatan yang khas.

Di antaranya sepeda lipat dengan tiga lipatan, sepeda dua lipatan, dan sepeda bongkar-pasang.

"Sepeda tiga lipatan ini paling ringkas dan cocok untuk di bawa ke transportasi massal, karena setelah di lipat hanya sekitar 80cm x 80 cm kurang lebih," papar Erwin.

Senada dengan Erwin, salah satu pendiri Brompunk, sebuah social movement untuk membuat aktivitas bersepeda lestari, Debyo Surya Setiyawan juga menjelaskan hal yang sama.

Menurut Debyo, jenis sepeda gunung lebih cocok dan pas apabila digunakan di medan yang terjal.

"Misalnya jalan berbatu, tanah yang tidak rata," ujar Debyo.

Baca juga: Sepeda Lipat Brompton, Asal Usul Nama hingga Berbagai Tipenya

Kemudian, lanjut Debyo, sepeda balap atau yang sering disebut road bike, biasanya digunakan pada jalan yang rata dan halus.

Selain itu, kecepatan dalam bersepeda menggunakan sepeda balap juga diatas rata rata kecepatan sepeda pada umumnya.

"Dan biasanya pesepeda balap mempunyai jarak tempuh yang jauh dalam beraktifitas sepeda," papar Debyo.

Toko Sepeda RodalinkKOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Toko Sepeda Rodalink

Tips membeli sepeda

Sebelum membeli sepeda, Debyo menyarankan agar mempertimbangkan beberapa hal agar tidak menyesal kemudian.

Pertama, siapkan budget atau dana. Hal itu menurutnya agar stabilitas keluangan dan rumah tangga dapat terjaga secara aman.

"Siapkan target budgetnya dulu agar keuangan bisa terkontrol," ujar Debyo.

Kemudian selanjutnya, tentukan jenis sepeda yang diinginkan sesuai tujuan bersepedanya.

Seperti misalnya, apakah digunakan di jalanan terjal, jalanan biasa atau travelling.

"Mau sepeda gunung, sepeda balap atau sepeda lipat," ungkapnya.

Lalu, yang terakhir yakni sesuaikan spesifikasi teknis sepeda dengan postur tubuh, baik tinggi dan berat badan.

Hal ini bertujuan agar pemakai sepeda dapat merasa nyaman dan terhindar dari cedera.

"Supaya tidak ada cedera dalam bersepeda, dan sepeda juga bisa awet selama dikendarai," pungkas Debyo.

Baca juga: Ramai Orang Gowes Sepeda, Bagi Pemula Waspadai Bahaya Serangan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com