"Sudah sejak lama rumah sakit tidak bisa menampung pasien baru. Hingga ada orang-orang yang disarankan untuk isolasi mandiri," kata dia.
"Jika ditambah lagi, para tenaga medis akan sangat kewalahan. Jadi mereka protes," imbuhnya.
Baca juga: Berkaca dari Indira Khalista, Mengapa Masih Banyak Masyarakat yang Ogah Pakai Masker?
Faturochman melihat, para tenaga medis protes kepada dua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat.
Kepada pemerintah mengenai kebijakan yang dibuat. Menurutnya kebijakan PSBB belum ditegakkan di lapangan.
"Jelas harus mempertegas dan implementasinya. Kalau saya lihat di kalangan pengambil kebijakan dan implementer di lapangan juga terbelah dua," katanya.
Di satu sisi, ada yang mengutamakan kesehatan dan satunya ekonomi. Mereka yang mementingkan ekonomi ini melonggarkan kebijakan.
Sebaiknya ada win-win solution. Menurut Faturochman, PSBB tetap harus dijalankan, dipertegas, dan ada dukungan semua pihak.
Pemerintah juga perlu memikirkan bagaimana kebutuhan pokok didistribusikan. Daya beli masyarakat juga perlu dipikirkan.
Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?
Faturochman menambahkan protes kepada masyarakat tersebut terlihat dari perilaku masyarakat yang masih longgar di tengah pandemi.
Salah satunya terjadi di tempat tinggalnya di Yogyakarta, masih banyak orang keluar rumah dengan mudahnya.
Banyak yang tidak memakai masker, bahkan keluar tanpa alasan yang mendesak.
"Jika dilihat, masyarakat juga bosan karena terlalu lama di rumah, sehingga ada dorongan keluar rumah" kata dia.
Mereka yang melakukan perbuatan karena menuruti keinginannya saja itu yang berbahaya.