Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 16 Mei: 4,6 Juta Orang Terinfeksi | Ribuan Kasus Baru di Arab Saudi

Kompas.com - 16/05/2020, 07:13 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona masih terus terjadi di seluruh negara. Jumlah kasus baru yang dikonfirmasi telah dilaporkan melambat di sebagian negara, tetapi secara umum masih terus bertambah.

Melansir data dari laman Worldometers, Sabtu (16/5/2020), jumlah kasus infeksi Covid-19 di dunia adalah sebanyak 4.617.840 (4,6 juta) kasus.

Angka kematian tercatat 308.013 orang meninggal dunia, dan 1.749.346 (1,7 juta) pasien telah dinyatakan sembuh.

Hingga kini, ada 2.560.481 (2,56 juta) kasus infeksi virus corona yang masih aktif.

Dari jumlah tersebut, 2.515.454 (2,5 juta) pasien berada dalam kondisi ringan dan 45.027 pasien berada dalam kondisi serius.

Penanganan penyebaran virus corona masih terus dilakukan di semua negara.

Baca juga: Virus Corona Tidak Akan Hilang, Bersiap Melihat Dunia yang Berubah Pasca-Pandemi...

Berikut adalah perkembangan terbaru dari sejumlah negara terkait dengan kondisi dan penanganan infeksi virus corona yang terjadi di wilayahnya:

Indonesia

Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti rapid test Covid-19 massal yang digelar Badan intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor kemarin.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti rapid test Covid-19 massal yang digelar Badan intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor kemarin.
Pada Jumat (15/5/2020), ada 490 kasus baru infeksi virus corona yang dilaporkan di Indonesia. 

Penambahan tersebut membuat jumlah total kasus virus corona di Indonesia kini menjadi 16.496 kasus.

Adapun jumlah pasien sembuh juga meningkat menjadi 3.803 orang dan kasus kematian sebanyak 1.076.

Kasus-kasus ini tersebar di 34 provinsi dan 383 kabupaten/kota.

Sementara itu, jumlah ODP yang dikonfirmasi adalah sebanyak 262.496 orang dan PDP sebanyak 34.360 orang.

Baca juga: UPDATE 15 Mei: 97.828 Orang Jalani Rapid Test di Jakarta, 3.745 Terindikasi Covid-19

Arab Saudi

Suasana shalat tarawih yang digelar terbatas bagi petugas setempat di depan Kakbah, Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, pada hari pertama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi virus corona (Covid-19), Jumat (24/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19, Ramadhan tahun ini berlangsung dengan suasana sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.ANTARA FOTO/REUTERS/GANOO ESSA Suasana shalat tarawih yang digelar terbatas bagi petugas setempat di depan Kakbah, Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, pada hari pertama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi virus corona (Covid-19), Jumat (24/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19, Ramadhan tahun ini berlangsung dengan suasana sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan 2.307 kasus baru infeksi Covid-19 pada Jumat (15/5/2020).

Angka tersebut menjadi angka peningkatan kasus harian tertinggi di Arab Saudi sejauh ini.

Hingga kini, total kasus yang telah dikonfirmasi menjadi lebih dari 49.000 kasus.

Selain itu, ada 9 kasus kematian baru yang juga dikonfirmasi, membuat total kasus kematian akibat virus corona di Arab Saudi menjadi sebanyak 292 kasus.

Melansir CNN, Sabtu (16/5/2020), Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pemberlakuan jam malam 24 jam yang akan dimulai pada 23 Mei 2020 dan selama libur Hari Raya Idul Fitri.

Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan penyebaran virus.

Sebelumnya, pada bulan lalu, Kerajaan telah melonggarkan kebijakan lockdown selama bulan suci Ramadhan yang dimulai pada 23 April 2020.

Dengan semakin banyaknya pemeriksaan yang dilakukan, kasus virus corona di Arab Saudi pun terus meningkat. 

Otoritas telah mengimbau penduduk untuk membatasi perkumpulan, sebuah tradisi penting selama Ramadhan dan libur Idul Fitri.

Baca juga: Arab Saudi Akan Berlakukan Jam Malam Saat Libur Idul Fitri

Spanyol

Sebuah keluarga mengenakan masker untuk melindungi mereka dari virus corona, berjalan di Carlos III Pamplona, utara Spanyol, pada 27 April 2020. Pada Minggu, anak-anak berusia di bawah 14 tahun diizinkan keluar rumah sebagai bagian dari upaya pemerintah melonggarkan lockdown.AP Photo/Alvaro Barrientos Sebuah keluarga mengenakan masker untuk melindungi mereka dari virus corona, berjalan di Carlos III Pamplona, utara Spanyol, pada 27 April 2020. Pada Minggu, anak-anak berusia di bawah 14 tahun diizinkan keluar rumah sebagai bagian dari upaya pemerintah melonggarkan lockdown.
Sebagai bagian dari proses deeskalasi pembatasan di Spanyol, 70 persen penduduk kini telah memperoleh pembatasan yang lebih sedikit pada fase pertama. 

Sementara itu, 30 persen dari penduduk, terutama yang berada di dan sekitar dua kota terbesar Spanyol, Madrid dan Barcelona, akan tetap berada pada fase nol, dengan beberapa pelonggaran.

Sebelum perubahan terbaru tersebut, lebih dari setengah penduduk Spanyol telah memasuki fase pertama dimulai pada 11 Mei lalu.

Menurut Menteri Kesehatan Salvador Illa dan Direktur Darurat Kesehatan Dr Fernando Simon, wilayah Madrid, yang melingkupi ibu kota Spanyol dan kota-kota di sekitarnya, akan tetap berada pada fase nol.

Kebijakan ini diambil sebagai sebuah tindakan pencegahan terlepas dari membaiknya kondisi pandemi, yaitu dalam menurunkan jumlah kasus virus corona dan dengan cepat mendeteksi kasus-kasus baru.

"Wilayah ini (Madrid) memiliki sebuah situasi mobilitas dan karakteristik koneksi dengan wilayah Spanyol lainnya dan Eropa melalui penerbangan maupun hubungan internasional yang harus dipertimbangkan dalam kondisi seperti ini" kata Simon.

Sejauh ini, Spanyol telah mencatatkan 274.367 kasus virus corona dengan 27.549 kasus kematian dan 188.967 pasien yang telah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Nenek 113 Tahun di Spanyol Berhasil Kalahkan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com