Namun, beberapa orang yang membawa virus bisa saja menunjukkan gejala apa pun.
Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan, virus ini berkembang biak di saluran pernapasan dan dapat menyebabkan berbagai gejala.
"Seseorang dapat memiliki gejala-gejala ringan yang terlihat seperti flu biasa, dan juga memiliki gejala pernapasan, sakit tenggorokan, pilek, demam, termasuk pneumonia. Dan ada berbagai tingkat keparahan pneumonia sepanjang jalan melalui multi-organ kegagalan dan kematian," ujar Maria kepada wartawan di Jenewa, 7 Februari 2020.
Baca juga: Pertanyaan Seputar Virus Corona yang Sudah Terjawab, dari Gejala hingga Bisakah Terinfeksi 2 Kali
Berdasarkan Journal of American Medical Association (JAMA), gejala terinfeksi virus corona yang umum terjadi yakni demam, merasa kelelahan, batuk kering, nyeri otot, kesulitan berpanas, dan beberapa mengalami diare serta mual.
Menurut JAMA, rata-rata mereka yang terinfeksi mengalami sesak napas dalam waktu 5 hari setelah merasakan gejala terinfeksi.
Gangguan pernafasan yang parah diamati dalam waktu sekitar 8 hari.
The New England Journal of Medicine, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 31 Januari 2020, menjelaskan bagaimana infeksi coronavirus memengaruhi tubuh dari waktu ke waktu.
Studi ini meneliti data medis dari seorang pria berusia 35 tahun, kasus infeksi pertama di Amerika Serikat.
Gejala pertama adalah batuk kering, diikuti demam.
Pada hari ketiga sakit, ia melaporkan mual dan muntah diikuti diare dan ketidaknyamanan perut pada hari keenam.
Pada hari kesembilan, dia menderita pneumonia dan melaporkan kesulitan bernapas.
Pada hari kedua belas, kondisinya membaik dan demamnya mereda. Namun, hidungnya berair. Pada hari ke 14, dia tidak menunjukkan gejala kecuali batuk ringan.
Menurut laporan media lokal, ia menjalani perawatan pada 19 Januari 2020 dan keluar dari rumah sakit pada minggu pertama Februari 2020.
Baca juga: Pahami, Ini Perbedaan Batuk karena Gejala Terinfeksi Virus Corona dan Batuk Biasa