Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Virus Corona Bisa Sebabkan Penggumpalan Darah, Ini yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 04/05/2020, 06:32 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter di seluruh dunia masih terus mencari tahu berbagai efek yang timbul pada tubuh seseorang yang dinyatakan positif Covid-19.

Sebagian besar penderita merasakan gejala berupa gangguan pada saluran pernapasan, demam, batuk, dan merasa kelelahan.

Ada pula pasien Covid-19 yang mengalami gejala neurologis seperti sakit kepala, pusing, serta masalah jantung, komplikasi ginjal. Yang terbaru, ada yang mengalami penggumpalan atau pembekuan darah.

Penggumpalan darah ini terjadi dalam bentuk yang berbeda pada setiap pasien.

Dalam kasus yang ringan, gumpalan - yang tampaknya tersebar di seluruh tubuh - telah dikaitkan dengan ruam atau bengkak, jari kaki merah.

Sementara, pada kasus yang lebih parah, gumpalan darah dapat menyumbat arteri dan menyebabkan emboli paru atau memicu serangan jantung dan stroke.

Melansir Huffpost, Kamis (30/4/2020), belum diketahui dengan jelas mengapa banyak pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami pembekuan darah.

Sebuah studi menemukan, hampir sepertiga dari pasien Covid-19 dalam perawatan intensif mengalami hal itu.

Baca juga: 10 Gejala Kunci Terinfeksi Virus Corona, Tetap Waspada karena Covid-19 Belum Reda

Apa yang perlu diketahui soal penggumpalan darah pada pasien Covid-19?

Kecil dan di mana saja

Tangkapan layar adanya ruam di jari kaki pada pasien Covid-19.Twitter: @pourteaux Tangkapan layar adanya ruam di jari kaki pada pasien Covid-19.
Salah satu yang diteliti tentang pembekuan darah yang diamati pada pasien Covid-19 adalah seberapa kecil dan luasnya pembekuan tersebut.

Gumpalan yang ditemukan bukan gumpalan besar. Meski demikian, dokter menemukan banyak gumpalan kecil yang terbentuk di paru-paru.

Ada juga yang ditemukan di kaki dan di bawah permukaan kulit. Hal ini yang mungkin menyebabkan ruam di jari-jari kaki.

Ahli penyakit dalam di Tuchson Medical Center, Matthew Heinz, mengatakan, gumpalan kecil yang tampak tak berbahaya itu justru menjadi indikasi bahwa penyakit parah sedang terjadi.

Hanya karena gumpalan cenderung lebih kecil dan terdistribusi secara merata tidak berarti bahwa gumpalan tersebut tidak mengancam jiwa.

"Anda bisa berakhir dengan pembekuan kecil yang terbentuk di arteri koroner (yang akan menyebabkan serangan jantung). Dan di arteri kecil otak, itu bisa menyebabkan Anda stroke," kata Heinz.

Heinz menambahkan, itu sebabnya para dokter melihat pasien Covid-19 yang berusia 30-40 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya dapat terkena stroke.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Virus corona jenis lain

Ahli jantung di Yale Medicine, Hyung Chun, mengatakan, virus corona jenis lain (penyebab penyakit SARS dan MERS) dikaitkan dengan pembekuan darah.

Pada SARS, virus corona telah merusak lapisan dalam arteri dan vena yang dikenal sebagai endotelium pembuluh darah.

Hal ini bisa mencegah darah mencapai paru-paru dan memicu infark paru (kematian jaringan paru-paru).

Analisis lain dari SARS, sekitar 49 persen pasien mengembangkan trombositosis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan gumpalan darah muncul secara spontan.

Sementara itu, pada MERS, diperkirakan sekitar 36 persen pasien mengalami gangguan pembekuan darah.

Selain itu, pasien MERS dengan kondisi parah sering mengalami komplikasi yang disebut koagulasi intravaskular diseminata.

Artinya, gumpalan darah kecil terbentuk di seluruh aliran darah dan menghalangi aliran pembuluh darah kecil.

Melihat kesamaan antara virus corona penyebab SARS dan MERS dengan Covid-19, para peneliti berharap melihat komplikasi pembekuan darah serupa pada Covid-19.

Baca juga: Korea Selatan Sukses Tangani Corona, Ternyata Belajar dari Wabah MERS

Peradangan atau cidera pembuluh darah

Ilustrasi pembuluh darahShutterstock Ilustrasi pembuluh darah
Meskipun datanya terbatas, satu teori utama di balik gumpalan darah adalah bahwa gumpalan dipicu oleh gelombang peradangan pemicu Covid-19.

Beberapa pasien Covid-19 mengalami "badai sitoklin", yaitu keadaan ketika sistem kekebalan bereaksi berlebihan. Bukannya melawan virus, sel-sel itu justru "bunuh diri".

"Dalam kondisi yang sangat terinfeksi dan meradang, Anda bisa menjadi hiperkoagulabel atau lebih mungkin membentuk gumpalan di mana-mana," kata Heinz.

Penjelasan lain yang dianggap bisa menjelaskan soal gumpalan darah ini, bahwa virus corona secara langsung melukai pembuluh darah.

Jika ini masalahnya, artinya coronavirus menginfeksi sel-sel di pembuluh darah.

Tubuh kemudian memandang infeksi itu sebagai cedera dan menyebabkan darah menggumpal di sekitarnya.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Pasien terlalu banyak berbaring

Ada juga masalah dengan mereka yang sakit dan beristirahat di tempat tidur.

Ahli hematologi anak di Yale Medicine, Asher Marks, mengatakan, pasien Covid-19 di ICU mungkin mengalami stasis atau kekurangan aliran darah.

Hal ini sering terjadi ketika pasien banyak berbaring di tempat tidur.

Apalagi, sebagian besar pasien Covid-19 sudah memiliki faktor risiko yang meningkatkan peluang mereka mengalami pembekuan darah.

Kondisi-kondisi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung sudah membuat keausan pada pembuluh darah. Covid-19 sehingga dapat memperburuk keadaan.

"Meskipun kami tidak tahu semua detail tentang siapa yang berisiko lebih besar untuk mengalami pembekuan darah, kami melihat ini paling sering pada pasien yang sakit kritis karena Covid-19," kata Chun.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Masa depan penelitian

Ilustrasi peneliti membuat serum antibodi untuk melawan virus corona.SHUTTERSTOCK Ilustrasi peneliti membuat serum antibodi untuk melawan virus corona.
Potongan puzzle mulai disatukan, tetapi para peneliti sepakat bahwa mereka membutuhkan lebih banyak data untuk menghubungkan titik-titik itu dan menentukan bagaimana serta mengapa virus corona menyebabkan pembekuan darah.

Menurut Marks, memahami penyebab pembekuan darah kemungkinan akan menjawab beberapa pertanyaan kunci tentang Covid-19.

Pertanyaan itu, misalnya, mengapa masalah jantung bisa menjadikan faktor risiko lebih besar daripada masalah paru-paru.

Selain itu, mengapa begitu banyak pasien yang terinfeksi tampaknya membaik, kemudian tiba-tiba mengalami gagal jantung.

"Ini akan memberi kita petunjuk yang kita butuhkan untuk mengobati infeksi dengan lebih baik dan membantu lebih banyak orang di ICU pulih," kata Marks.

Baca juga: Pahami, Ini Perbedaan Batuk karena Gejala Terinfeksi Virus Corona dan Batuk Biasa

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Batuk Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com