Mereka tidak mau menjadi seorang egois yang mementingkan diri sendiri secara tidak pantas dengan mengorbankan kepentingan orang lain.
Namun, masih ada orang-orang egois di sekitar kita yang menunjukkan sikapnya secara terbuka maupun sembunyi sembunyi.
Di beberapa wilayah kita dapatkan cerita egoisme terkait bantuan sosial yang belum tepat sasaran. Warga yang sangat membutuhkan tidak menerima, sedangkan warga sejahtera justru kebagian santunan.
Camat Pamulang tidak menampik ada warga penerima bansos yang kondisi ekonominya mampu. “Yang datang ibu-ibu, tapi pakai kendaraan bagus,” tutur Pak Camat.
Memang tidak mudah menentukan parameter warga penerima bantuan. Prosesnya dimulai di tingkat RT-RW, dinas sosial hingga diserahkan ke Kementerian Sosial. Kadang, validasi data kemiskinan berbeda antara satu instansi dengan instansi lain.
Meski sudah ada pemasangan stiker keluarga miskin, untuk menandai orang menerima bantuan, namun kita juga mendapatkan gambar dan berita di media soal penerima bansos yang rumahnya lebih dari kategori sederhana dan memiliki kendaraan roda empat.
Disinilah pentingnya keterbukaan informasi supaya masyarakat dapat mencermati, mengkritisi, dan ikut mengawal agar bantuan sosial tidak salah sasaran. Masyarakat juga dapat memberi sanksi sosial bagi orang yang tidak berhak menerima.
Sesungguhnya juga ada sangsi hukuman pidana bagi pihak yang memanipulasi data penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH). Itu diatur dalam Pasal 43 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
"Setiap orang yang memalsukan data verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), dipidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp 50 juta."
Termasuk kepada orang yang mengelola dana penanganan fakir miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 500 juta.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak umat Islam meningkatkan rasa persaudaraan dan tolong menolong terhadap sesama di tengah pandemi Covid-19. Apalagi sebentar lagi umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan. Ia berharap, Ramadhan kali ini dijadikan momentum untuk saling berbagi.
Ada kisah teladan dari sahabat Nabi dalam Perang Yarmuk. Cerita tentang tiga orang yang memiliki sifat kepahlawanan dan ahlaq mulia untuk menjadi teladan kita bersama.
Suatu ketika tatkala terjadi perang Yarmuk, ada tiga orang yang sama-sama ditimpa kehausan yang hebat dan dalam kondisi yang luka parah.
Maka datanglah seorang pembawa air yang memberikan segelas air kepada ketiganya. Ketiga orang yang sama-sama kehausan tersebut saling lempar alias saling mengalah. Mereka saling mempersilakan yang lainnya untuk minum lebih dulu.
Ketiganya sama-sama saling sodor-menyodorkan. Padahal ketiganya sama-sama membutuhkan air itu. Tapi mereka tidak saling berebut dan tidak saling mendahului dalam meminumnya.