Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapan Sebut Suara Dentuman Bukan dari Letusan Gunung Anak Krakatau

Kompas.com - 11/04/2020, 13:39 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli Utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dony Kushardono mengatakan, suara dentuman yang disebut terdengar oleh sejumlah masyarakat di Jabodetabek bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi pada Jumat (10/4/2020).

Dony menyebut, informasi tersebut berdasarkan pantauan dan analisis satelit cuaca Himawari.

"Yang bisa saya informasikan, hanya dari pantauan dan analisis satelit cuaca Himawari tiap 10 menitan, tampak letusan besar yang ditunjukkan dari sebaran debu vulkaniknya terjadi sekitar pukul 12 malam," ujar Dony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Ia memaparkan, suara dentuman yang terdengar di sekitar Jakarta menurut beberapa sumber sekitar pukul 02.00 WIB.

Kejadian ini terjadi antara rentang 2 jam setelah GAK erupsi.

Adapun pemantauan dilakukan melalui citra satelit cuaca (visible dan infrared) pada 10-11 April 2020.

"Dari citra satelit sekitar pukul 02.00 WIB (Sabtu, Red) tidak tampak ada letusan besar walaupun debu vulkanik tampak masih keluar tapi tidak besar, jadi kemungkinan dentuman itu bukan dari letusan GAK," lanjut Dony.

Baca juga: Viral Twit 6 Gunung Disebut Meletus Bersamaan, Ini Penjelasan PVMBG

Semburan debu vulkanik

Letusan Gunung Anak Krakatau pada Sepetember 2018 diabadikan satelit NASA Letusan Gunung Anak Krakatau pada Sepetember 2018 diabadikan satelit NASA

Dilaporkan, sekitar pukul 12 malam muncul semburan debu vulkanik yang membesar dari letusan besar.

Pemantauan terus dilakukan hingga Sabtu (11/4/2020) pukul 05.00 WIB debu vulkanik dari letusan ke arah barat.

Kendati demikian, suara dentuman yang dinilai meresahkan warga di Jabodetabek disebutnya tidak berasal dari GAK.

"Jadi, suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau," kata Dony.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Jumat Malam, Warganet Kisahkan Suara Dentuman Aneh

Tanggapan lain

Foto udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).ANTARA FOTO/BISNIS INDONESIA/NURUL HIDAYAT Foto udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).

Di sisi lain, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menyampaikan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasauran.

"Memang GAK erupsi sejak tadi malam. Sampai pagi ini masih berlangsung erupsi strombolian dengan lontaran lava pijar sekitar 500 meter. Namun, dari Pos Pengamatan di Pasauran, pantai Carita, tidak terdengar dentuman," ujar Kasbani saat dihubungi terpisah pada Sabtu (11/4/2020).

Erupsi strombolian merupakan erupsi dengan lontaran pijar dan lava. Umumnya erupsi ini memiliki kandungan gas yang kecil.

"Erupsi strombolian biasanya tidak besar dan tidak membahayakan," ujar Kasbani.

Hingga kini, pihak PVMBG masih mencari perkembangan penelusuran mengenai erupsi GAK.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Status Masih Level II Waspada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com