Penduduk di wilayah ini sudah sulit sekali untuk masuk ke daerah lain, apalagi dalam situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bakal berlaku di seluruh Indonesia melalui usulan pemerintah daerah kepada Kementerian Kesehatan. Ini adalah objek penelitian sosiologi hukum yang sangat aktual.
Teknologi disinfektan juga menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat. Kita melihat jalan raya dan tempat-tempat umum disemprot disinfektan secara massal, baik menggunakan drone maupun truk tangki.
Banyak juga kantor dan kompleks perumahan yang mensyaratkan tamu/ warga yang keluar masuk kantor/perumahan untuk disemprot disinfektan pada semuah bilik khusus. Tiba-tiba bisnis pembuatan dan penjualan bilik khusus ini pun menjamur.
Namun, para dokter mengingatkan bahayanya dan meragukan manfaatnya. Sekali lagi ada edukasi masyarakat pada kejadian ini.
Tiba-tiba kita pun dihadapkan pada kurangnya ketersediaan APD. Kita patut bersyukur bahwa berbagai elemen masyarakat termasuk sekolah kejuruan dan politeknik dengan sigap memproduksi berbagai komponen dari APD baik untuk yang dikenakan di badan maupun di wajah menggunakan spesifikasi yang ditetapkan WHO.
Di berbagai belahan dunia pun (termasuk di Indonesia melalui Lembaga Eijkman) juga berkembang riset untuk mengembangkan obat dan vaksin untuk Covid-19.
Namun, kita tahu bahwa untuk menghasilkan obat dan vaksin yang bisa digunakan di masyarakat, tidaklah mudah dan singkat karena terdapat banyak tahapan yang harus dilalui termasuk uji klinis.
Dalam rangka meningkatkan imunitas, juga digali berbagai obat dengan kategori jamu (tanaman obat) dari kearifan lokal yang ada di masyarakat.
Bicara soal imunitas, pasti Anda juga mengetahui perdebatan soal teknik berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan sinar ultra violet B yang dapat memacu produksi vitamin D pada tubuh kita (yang dapat meningkatkan imunitas).
Banyak video yang beredar dengan narasumber dokter yang menyarankan berjemur di antara pukul 10.00 hingga 14.00 selama sekitar 30 menit minimal 3 kali sepekan.
Belakangan muncul hasil riset dari Amerika Serikat bahwa khusus di negara khatulistiwa, seperti di Indonesia, sinar ultraviolet B yang baik untuk kesehatan keluar pada pukul 07.30 hingga 09.30.
Jadi yang pukul 10.00-14.00 cocok untuk situasi di intensitas sinar matahari Eropa yang jauh dari khatulistwa.
Para ahli pemodelan matematika juga turun tangan dengan mengembangkan model perkiraan puncak pandemi dan akhir pandemi.
Sebagaimana umumnya suatu model, maka dibuat berbagai skenario, sekurang-kurangnya untuk skenario do nothing dan do something.
Terakhir dalam situasi bekerja di rumah ini, terasa sekali manfaat web conference untuk berinteraksi secara aman dengan rekan kerja dan klien.
Beberapa aplikasi web conference dan e-learning yang di situasi normal menjadi fasilitas yang dipandang sebelah mata, pada situasi pandemi ini sangatlah menolong dalam berinteraksi tanpa meninggalkan rumah.
Leksmono Suryo Putranto
Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara