Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angka Kematian di Italia akibat Corona Tertinggi di Dunia?

Kompas.com - 25/03/2020, 13:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sebagai perbandingan, pada 15 Maret 2020, Italia melakukan sekitar 125.000 tes. Sedangkan Korea Selatan melakukan tes yang lebih luas, sekitar 340.000 tes.

Korea Selatan mengambil langkah mengetes lebih banyak orang, bahkan yang menunjukkan gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali.

Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Warga lansia Italia

Virus corona bisa menyerang segala usia, tapi orang tua lebih rentan menjadi lebih parah setelah tertular. Apalagi bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

Di Italia, 85,6 persen dari pasien yang telah meninggal berusia lebih dari 70 tahun.

Sementara itu sebanyak 23 persen orang Italia berusia di atas 65 tahun. Italia memiliki populasi tertua kedua tertinggi di dunia setelah Jepang.

Para pengamat percaya, distribusi usia juga berperan dalam tingginya angka kematian.

Orang-orang tua atau lansia di Italia kebanyakan dari mereka hidup sendiri, tidak terisolasi, tapi memiliki interaksi yang jauh lebih intens dengan anak-anak mereka dan orang-orang lebih muda.

Interaksi tersebut lebih tinggi daripada yang dilakukan lansia di negara lain. Oleh karena itu mengisolasi lansia seharusnya segera menjadi prioritas.

Baca juga: Corona Bisa Menular dari Orang Tanpa Gejala, Bagaimana Mengujinya?

Italia tidak siap

Seorang perawat berupaya menenangkan rekannya saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.AFP/PAOLO MIRANDA Seorang perawat berupaya menenangkan rekannya saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.

Ahli epidemiologi dan profesor kebersihan di University of Pisa, Pierluigi Lopalco menilai apa yang terjadi di Italia mirip seperti di China.

Hubei seperti Italia sedangkan Lombardy bagaikan Wuhan.

Setelah China, Italia adalah negara pertama yang mengalami letusan epidemi. Italia tidak siap karena ini merupakan epidemi stadium lanjut.

Para dokter di Italia memperingatkan bahwa keengganan untuk bertindak cepat dan tegas dapat memiliki konsekuensi penting.

Menurut Galli, kementerian kesehatan negara manapun hendaknya bergerak cepat mengambil langkah-langkah tegas untuk menahan penyebaran virus corona.

Baca juga: Merasakan Gejala Corona? Hati-hati Kemungkinan Itu Hanya Psikosomatik

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com