KOMPAS.com - Valerie Wilson (34) dan Fiona Lowenstein (26) mengira, mereka terlalu muda untuk terinfeksi virus corona, sebelum dinyatakan positif.
Mereka pun membagikan kisahnya kepada generasi milenial lainnya ketika sudah pulih agar tetap sadar pentingnya menjaga kesehatan.
Dilansir dari CNN, Wilson yang merupakan seorang ahli perjalanan menepis gejalanya ketika pertama kali sakit.
Menurut Wilson, dia terlalu lelah dan hanya demam biasa. Sampai suatu hari dia kehilangan indera penciumannya secara total.
Dokternya berkata bahwa Wilson tak kelihatan seperti seseorang yang terinfeksi virus corona. Namun, setelah mengalami batuk yang parah, dia kembali ke ruang dokter dan masuk tanpa izin.
"Saya menangis dan mengatakan kepada mereka bahwa saya benar-benar takut. Tanpa ragu, mereka mengujinya," kata Wilson.
Baca juga: Update Link Peta Pantauan Covid-19 di 14 Provinsi dan 27 Kabupaten atau Kota
Wilson diketahui memiliki penyakit Lyme dan gangguan autoimun. Dia merasa takut ketika mengetahui virus corona dapat mengirim seseorang ke ruang gawat darurat.
Dia pun berpesan kepada kaum muda untuk melakukan bagian dari mereka dan tinggal di rumah demi melindungi orang-orang yang mereka cintai.
"Kaum muda perlu memahami bahwa pada usia 30, saya akan mengatakan ada sebagian dari kita yang memang memiliki semacam kondisi yang mendasarinya, sehingga kita harus sadar bahwa kita memiliki sesuatu yang membuat kita sedikit lebih lemah untuk virus ini," katanya.
Sementara itu, Lowenstein berpikir bahwa dia bukan termasuk kelompok yang paling berisiko akan virus corona.
Dia merasakan demam pada 13 Maret 2020 dan tetap tinggal di rumah sampai pada titik hampir tak bisa makan atau berbicara.
Saat itu pun dia pergi ke dokter dan menjalani perawatan selama dua malam.
Meskipun dia merasa lebih baik sekarang, dia harus diisolasi sampai dia tes negatif untuk Covid-19.
Angka statistika menunjukkan bahwa tingkat kematian dan gejala berat dari virus corona lebih banyak dirasakan oleh kelompok usia lanjut.
Kendati demikian, laporan terbaru menunjukkan bahwa kaum muda masih memiliki risiko untuk tertular virus corona.
Baca juga: UN 2020 Ditiadakan karena Corona, Berikut Sejumlah Negara yang Menerapkan Kebijakan Serupa
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti China menemukan bahwa lebih dari separuh anak-anak memiliki gejala seperti pilek, atau bahkan tak ada gejala sama sekali.
Dilansir dari The Guardian, penelitian itu dilakukan dengan memeriksa 2.000 sampel hasil infeksi dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi atau diduga.
Sekitar 5 persen dari mereka mengalami kondisi parah dan kritis, yaitu kadar oksigen tubuh rendah dan berbagai organ terancam.
Usia di bawah 1 tahun paling berisiko pada kasus 5 persen itu.
Meski memiliki kesenjangan signifikan dalam analisis ini, tetapi penelitian itu setidaknya menegaskan kembali bahwa kebanyakan infeksi pada anak-anak adalah ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.