"Tak ada cukup masker ganti setiap kali pergi menemui pasien yang terisolasi. Kami juga menggunakan kembali kacamata yang telah digunakan rekan kerja lain, mencucinya dan mendisinfeksinya," kata Coral Merino kepada Bussiness Insider.
Tak seperti SARS, virus corona hanya menyebabkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tubuh pasien.
Artinya, pasien tersebut secara tak sadar bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Menurut para dokter, pemberian tes asam nukleat yang mengidentifikasi urutan genetik virus dalam sampel pasien merupakan hal yang sangat penting.
"Uji, uji, dan uji," kata Du.
Pengujian telah menjadi barometer penting bagi pemerintah berbagai negara di dunia dan sistem perawatan kesehatan.
Pemerintah AS menghadapi kemarahan publik karena lambatnya peluncuran tes.
Sementara, negara-negara seperti Indonesia dan India dikritik karena tidak melakukan pengujian massal.
Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua di Asia, telah mengendalikan wabahnya sebagian besar melalui pengujian puluhan ribu orang setiap hari.
Baca juga: Virus Corona di Indonesia, Ini 6 Layanan Informasi yang Bisa Diakses