Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Editor's Letter untuk Sadap WhatsApp, Menteri Buruk, Limbah Radioaktif, dan Matt Wright

Kompas.com - 17/02/2020, 15:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain yang citranya ditangkap positif, ada beberapa kementerian yang citranya ditangkap buruk oleh publik yang disurvei. Keduanya adalah Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM

Seperti biasanya, setiap penilaian yang didasarkan pada survei seperti ini diikuti dengan wacana perombakan kabinet.

Agak mengejutkan, sebelum ada survei-survei seperti ini, publik sudah memperkirakan perombakan kabinet ketika kabinet diumumkan. Ada ketidakpuasan dan ketidakpercayaan di awal pembentukan kabinet.

Terkait dengan kinerja kementerian, pekan lalu, publik terkejut dengan pernyataan Menteri Kesehatan. Terawan Agus Putranto enteng saja menanggapi keluhan warga soal melambungnya harga masker setelah virus corona menghadirkan kecemasan di mana-mana.

"Salahmu sendiri kok beli, ya," begitu kata Terawan. Begitu ucapannya. Baru setelah publik mempersoalkan pernyataan ini, dijelaskan bahwa mereka yang sehat tidak perlu memakai masker.

Saya memahami sih upaya Menteri Kesehatan untuk tetap tenang dan rileks di tengah kekhawatiran dunia atas virus corona dengan tangapan-tanggapan entengnya. Namun, pernyataan yang simpatik perlu tetap dijaga.

Ketiga, Limbah Radioaktif di Tangerang Selatan

Tangerang Selatan, yang kerap disebut-sebut mimiliki kawasan dengan penataan yang baik dihebohkan dengan temuan limbah radioaktif. Limbah radioaktif itu ditemukan di Perumahan Batan Indah, Pademangan, Setu, Tangerang Selatan.

Dugaan semenara jenis limbah radioakif yang ditemukan dan diteliti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) adalah cesium 137. 

Dari hasil penelitian sementara, asal radiasi muncul dari limbah atau sampah radioaktif dari teknologi nuklir yang telah digunakan. Besaran limbah radioaktif jenis Cesium-137 adalah sebesar kelingking, tetapi dampak cemarnya mencapai radius 10 meter.

Buat kamu atau teman-teman kamu yang mungkin tinggal di dekat kawasan itu, tolong diingatkan agar lebih berhati-hati. Salah satu efek paling berbahaya zat radioaktif adalah kanker. 

Sambil tetap waspada, kita tunggu bagaimana pengungkapan kasus pencemaran limbah radioaktif ini dilakukan.

Keempat, Kursi Melayang di PAN

Partai politik memang identik dengan kursi. Tiap kesempatan, kursi sebagai simbol kekuasaan diperebutkan untuk diduduki. Namun, pekan lalu, kursi-kursi diperebutkan untuk dilempar-lempar.

Mulfachri Harahap memeluk Zulkifli Hasan di Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).KOMPAS.com/Haryantipuspasari Mulfachri Harahap memeluk Zulkifli Hasan di Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
"Lomba" lempar kursi ini terjadi di Kongres kelima Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka yang saling lempar kursi adalah para pendukung kedua calon Ketua Umum PAN yaitu Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com