Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Suhu Terpanas di Antartika, Capai 18,3 Derajat Celsius

Kompas.com - 08/02/2020, 17:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Reuters,CNN

KOMPAS.com - Basis penelitian di Antartika telah mencatat suhu terpanas di benua itu, di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait pemanasan global yang telah menyebabkan peningkatan pencairan lapisan es di sekitar kutub selatan.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), rekor tertinggi suhu di Pangkalan Esperanza di ujung utara Semenanjung Antartika tercatat mencapai 18,3 derajat celsius atau 64,94 derajat Fahrenheit.

Suhu dicatat di pangkalan Argentina pada Kamis (6/2/2020).

Ini mengalahkan rekor sebelumnya, yaitu 17,5 derajat celsius pada tahun 2015.

"(Hal ini) bukan hal yang biasanya tercatat di Antartika bahkan di musim panas. Ini mengalahkan rekor sebelumnya 17,5 derajat celsius, yang ditetapkan kembali pada tahun 2015," kata Juru Bicara WMO Clare Nullis, seperti dikutip Reuters.

Semenanjung Antartika merupakan salah satu daerah dengan pemanasan tercepat di bumi.

Suhu naik hampir 5,4 derajat Fahrenheit atau 3 derajat celsius hanya dalam 50 tahun terakhir.

Baca juga: Titik Terendah Daratan Bumi Ternyata Ada di Antartika Timur

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak gletser besar di Antartika mencair dengan cepat karena pemanasan global.

WMO menyampaikan, lapisan es Antartika mengandung cukup air untuk menaikkan permukaan laut global hingga hampir 200 kaki atau 60 meter.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa air laut yang hangat mencairkan Gletser Thwaites raksasa di Antartika Barat, yang mempunyai potensi untuk menaikkan permukaan laut global lebih dari 10 kaki.

Selain itu, Gletser Pulau Pinus juga telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan ketidakstabilan dalam 25 tahun terakhir.

Para ilmuwan percaya bahwa pemanasan global telah menyebabkan begitu banyak pencairan di kutub selatan sehingga lapisan es raksasa ini akan hancur.

Baca juga: Terungkap, Penyebab Beberapa Gunung Es di Antartika Berwarna Hijau

Komite WMO akan melakukan verifikasi, apakah suhu yang dicatat oleh layanan meteorologi nasional Argentina merupakan rekor baru untuk benua Antartika.

Dalam kurun waktu 1979 hingga 2017, banyaknya es yang menghilang setiap tahun dari lapisan es terus meningkat.

"Jumlah es yang hilang setiap tahun dari lapisan es Antartika meningkat setidaknya enam kali lipat antara 1979 dan 2017," tutur Nullis.

Ia menambahkan, pencairan gletser-gletser ini mengartikan bahwa bumi berada dalam masalah besar mengenai kenaikan permukaan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com