Pandemi terburuk dari flu babi yang terjadi di antara tahun 2009 dan 2010 berdampak pada hampir seluruh wilayah di dunia.
Sementara, flu burung yang menunjukkan beberapa kemiripan dengan flu babi juga menyebabkan kekhawatiran global dengan dampak yang cukup perlu dipertimbangkan di sektor ekonomi.
Berdasarkan catatan, flu tersebut terhitung menyebabkan 407 kematian global dengan 701 orang terinfeksi.
Flu ini menyebabkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 546,59 triliun. Wabah paling besar dari flu ini terjadi pada tahun 2006 yang menjangkiti setidaknya 35 negara.
Sementara SARS mengakibatkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2020. Angka tersebut mewakili 0,5 persen dari PDB global. Virus ini menyebabkan 774 kematian di 17 negara dengan China sebagai lokasi kasus terbanyak.
Terakhir, MERS, menelan kerugian sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 136,6 triliun. Epidemi ini menginfeksi 2.000 orang dengan 720 kasus kematian.
Baca juga: Empat Klub China Terganjal Virus Corona
Selama terjadi epidemi tersebut, sektor ekonomi selalu terdampak dan menderita kerugian.
Bahkan, dampaknya terhadap sektor ekonomi cukup besar sehingga perlu dirumuskan mekanisme global untuk menangani wabah-wabah semacam itu secara cepat.
Semua epidemi telah menyebabkan penghentian atau penutupan jalur penerbangan, perjalanan laut, hingga perbatasan.
Hal tersebut dilakukan karena menyebarnya ketakutan seiring dengan munculnya epidemi. Selain itu, harga-harga barang konsumsi juga cenderung lebih mahal karena adanya epidemi ini.
Dampak-dampak tersebut dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi negara secara signifikan.
Baca juga: Ahli Jelaskan Kapan Vaksin Virus Corona Selesai dan 4 Pertanyaan Lainnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.