Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

23 Kilogram ASI Beku Disita Petugas Bea Cukai di China

Kompas.com - 18/01/2020, 13:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap bandara atau pelabuhan yang menjadi pintu gerbang bagi keluar masuknya orang-orang ke suatu wilayah biasanya akan dijaga oleh sejumlah petugas bea dan cukai.

Mereka bertanggung jawab untuk memastikan barang-barang yang dibawa masuk ke wilayahnya tidak bermasalah atau membahayakan.

Barang-barang yang menjadi ancama tersebut biasanya berupa senjata tajam atau api, narkotika, cairan-cairan berbahaya, dan sebagainya.

Akan tetapi, ada barang tak biasa yang ditemukan oleh petugas bea cukai di Bandar Udara Internasional Quanzhou Jinjiang, Provinsi Fujian, China.

Dari Singapura

Dilansir dari South China Morning Post, mereka menyita 23 kilogram air susu ibu (ASI) beku berlabel waktu dan tanggal tertentu dari seorang perempuan yang tidak diinformasikan identitasnya, yang baru kembali dari Singapura.

Ia datang dari Singapura menggunakan penerbangan MU283 Jumat pekan lalu (10/1/2020).

Si perempuan menyebut ASI sebanyak itu akan ia berikan untuk bayinya sendiri, tetapi dia tidak bisa menjelaskan dari mana sumber ASI itu didapat.

Baca juga: Bagaimana Jutaan Lansia China Beradaptasi dengan Teknologi Terkini?

Selain jumlahnya yang banyak, ASI disita oleh petugas karena tidak memiliki quarantine approval. Perempuan ini gagal melalui langkah yang diperlukan untuk mendapatkan izin terkait barang tersebut.

Sejumlah 89 kemasan ASI beku tersebut diketahui saat proses pemeriksaan bea cukai menggunakan mesin X-ray, tersusun di dalam sebuah tas besar yang dibungkus rapat.

Petugas pun menyita dan menghancurkan temuan tersebut karena tidak diketahui dengan jelas dari mana asalnya.

Setelah itu si perempuan pun diizinkan untuk melanjutkan perjalanannya dan memasuki China.

Di negara itu, semua susu dan produknya (kecuali susu formula bayi), harus mendapatkan persetujuan dari badan karantina sebelum dibawa ke China menggunakan kendaraan berpendingin.

Bukan yang pertama

Temuan ini rupanya bukan yang pertama di Provinsi Fujian, tapi petugas setempat mengatakan jumlah yang mereka sita kali ini merupakan yang terbanyak dibandingkan temuan-temuan sebelumnya.

Sebelumnya pada Maret tahun lalu mereka menyita 21,7 kg ASI beku yang dikemas dalam lebih dari 160 kantong.

ASI itu dibawa oleh seorang penumpang Taiwan yang tiba dari Taipei.

Pasar gelap yang memperjualbelikan ASI di China ditemukan dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini muncul karena memberikan ASI mendapatkan penerimaan yang luas dan diakui memberi manfaat kesehatan bagi anak.

Meski ilegal, ASI sering dibekukan dan disimpan di tas steril untuk diiklankan secara online melalui forum-forum yang khusus membahas soal bayi dan di berbagai platform belanja online di China.

Baca juga: Penting untuk Bayi, Bagaimana Cara Memperlancar Produksi ASI?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com