Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Pneumonia Misterius di China, Ini Imbauan Menkes Terawan

Kompas.com - 13/01/2020, 10:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan merespons wabah pneumonia yang terjadi di Kota Wuhan, China. Puluhan pasien dinyatakan mengidap pneumonia, tetapi belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.

Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan istilah paru-paru basah karena adanya infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru yang berisi cairan.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, masyarakat tak perlu panik, tetapi harus selalu waspada.

Imbauan ini disampaikan Menkes Terawan, seperti dipublikasikan situs Sehat Negeriku milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ia mengingatkan, agar masyarakat menjaga pola hidup sehat untuk meminimalisasi kemungkinan terkena pneumonia.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Kenali 5 Jenis Pneumonia Ini

"Imbauan saya untuk masyarakat, tetaplah hidup sehat, makan cukup, istirahat cukup, itu paling penting menghdapi situasi seperti ini," ujar Terawan, seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku dan dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan, Senin (13/1/2020).

Terawan menyebutkan, menurut informasi ada 59 orang yang terserang penyakit pneumonia misterius. Awalnya, ada 27 orang yang dideteksi menderita penyakit ini.

Akan tetapi, hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah pnneumonia yang terjadi di China berkaitan dengan SARS, MERS, atau CoV.

“Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernapasan biasa. Semua pasien di Wuhan telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kami sudah dapat info mereka juga sudah diisolasi dan dilakukan penelusuran atau investigasi untuk mengetahui penyebabnya,” kata Terawan.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, sejauh ini belum mengeluarkan larangan atau pembatasan perjalanan ke China.

Akan tetapi, bagi warga Indonesia yang sedang mengunjungi dan berencana bepergian ke China, diminta untuk tidak berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Satu Orang Meninggal

Selain itu, mereka juga diimbau untuk mawas diri dan segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat jika berinteraksi dengan orang yang memiliki gejala demam, batuk, dan susah bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama.

Terakhir, jika setibanya di Indonesia mengalami demam, batuk, dan sulit bernafas, maka dianjurkan memeriksakan kondisi kesehatannya.

“Jika ada tanda-tanda seperti itu, agar segera ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan hygiene diri termasuk cuci tangan. Itu yang saya minta terus digalakkan di lingkungan masyarakat,” jelas Terawan. 

 

Pemerintah juga telah melakukan sejumlah upaya preventif untuk mencegah penyebaran penyakit ini masuk ke wilayah Indonesia.

Salah satunya dengan mengaktifkan alat pendeteksi berupa Termoscanner di semua tempat yang menjadi pintu masuk orang-orang dari luar negeri ke Indonesia.

"Itu upaya preventif kita untuk mendeteksi adanya kasus pneumoni maupun kasus yang lain. SARS yang mungkin bisa masuk ke Indonesia bisa terdeteksi dengan cepat, sehingga kita bisa melakukan tindakan yang benar,” kata Terawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com