Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran, Amerika Serikat, dan Potensi Perang Dunia Ketiga...

Kompas.com - 09/01/2020, 06:09 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jenderal top Iran, Qasem Soleimani terbunuh pada Jumat (3/1/2020) lalu dalam sebuah serangan rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Hal itu menjadi pemicu Iran untuk melakukan aksi balas dendam.

Sebagai gantinya, Iran menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal" pada Selasa (7/1/2020) pukul 17.30 waktu AS.

Menanggapi hal itu, analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menganggap tindakan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani merupakan kesalahan fatal.

Pasalnya, selain diketahui sebagai pemimpin pasukan elit dari Pasukan Penjaga Revolusi Quds, Soleimani bukan saja kunci tetapi juga inspirasi bagi negara-negara sekutu Iran di sejumlah wilayah.

Tidak hanya itu saja, pengaruh Soleimani dicetak pada berbagai milisi Syiah yang bertempur dengan pasukan AS.

"Kalau menurut saya Amerika melakukan kesalahan berat, yaitu terlalu cepat bertindak dengan menghajar simbol sangat karismatiknya Iran," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Dan seperti yang sudah diprediksi, Iran imbuhnya tidak mungkin menyerang Amerika secara langsung. Mereka akan mempertimbangkan kekuatan dirinya.

Hal-hal yang mungkin dilakukan Iran adalah menyerang basis-basis Amerika terdekat dengan Iran. Dan inilah yang sekarang terjadi.

Saat disinggung terkait penyerangan pangkalan minyak AS, menurutnya minim terjadi karena disebutnya sebagai upaya bunuh diri dan justru memicu resesi dunia.

Baca juga: Melihat Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Amerika

Menahan diri

Karenanya, Connie menjelaskan seharusnya Trump bisa menahan diri untuk tidak meluluhlantahkkan Iran.

Banyak hal bisa terjadi. Salah satunya hal itu bisa memicu Korea Utara bangkit.

"Apa yang terjadi pada Iran ini bisa memicu juga persiapan dari Korea Utara, karena pasti Korea Utara akan bersiap-siap untuk tidak berada dalam posisi yang sama dengan Iran," kata dia.

Selain itu, jangan remehkan Iran, karena di belakangnya kemungkinan terdapat China dan Rusia. Mereka atas nama "perdagangan" bisa saja mensupport persenjataan Iran.

"Kekuatan persenjataan dan sistem senjata China dan Rusia kan lumayan untuk memperkuat Iran," tuturnya.

Meski rudal Iran sudah cukup bagus, perlu diingat senjata mereka tidak hanya itu.

Jika semua itu terjadi maka hal yang dikhawatirkan dunia akan terjadi, yaitu perang dunia ketiga.

Menurut Connie juga, begitu Iran luluh lantak, maka harga minyak akan meroket.

"Amerika dalam hal ini Trump harus sangat hati-hati karena Iran tidak sekecil Irak. Wilayahnya saja 5 kali ukuran Irak, dan masyarakatnya sudah sangat militan karena embargo dan beragam pengucilan yang dialaminya," imbuh dia.

Baca juga: Mengenal Beberapa Pangkalan Tentara Amerika Serikat yang Dirudal Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com