Ketika disinggung reaksinya setelah huruf tersebut digunakan untuk ajang Piala Dunia, Adien mengaku kaget.
"Kan Piala Dunia itu skalanya internasional, senang juga sih, ya kaget, ya seneng, ternyata bisa dipakai di event besar," kata dia.
Inspirasi Adien membuat jenis huruf tersebut adalah dari huruf Aksara Jawa.
"Awalanya dulu pengen bikin font yang masih bisa dibaca oleh masyarakat luas tapi memiliki kesannya tradisional," papar dia.
Lebih lanjut, ia membuat huruf tersebut dengan menggunakan aplikasi Corel Draw dan Font Lab.
Kemudian, ketika persoalan mengenai huruf tersebut viral di Twitter, Adien mengaku banyak orang yang memberikan support kepadanya.
Namun, ada juga menurut Adien yang juga kurang setuju dengan jenis huruf yang ia buat dan akhirnya viral itu.
Setelah unggahan tersebut viral, Adien mengaku ada orang dari PSSI yang menghubungi dirinya.
"Jadi setelah viral di twitter, ada orang dari PSSI yang mengontak saya melalui Direct Message (DM) melalui Twitter, intinya memohon maaf karena tidak meminta izin terkait penggunaan font tersebut," kata dia lagi.
Dirinya pun tidak mempermasalahkan hal itu. "Jadi memang saya bebasin, siapa saja boleh memakai," jawab pria lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini.
Lebih lanjut, Andien mengaku sudah tertarik kepada dunia grafis sejak dari kecil.
"Dari kecil memang suka menggambar, kalo untuk terjun di dunia font sendiri, itu sudah sejak SMP," imbuhnya.
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Sejarahnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.