Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral soal Hak Cipta Font Logo Piala Dunia U-20, Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 01/11/2019, 20:17 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan terkait font berjenis Upakarti digunakan secara gratis dalam logo Piala Dunia U-20 "Indonesia 2021" viral di media sosial Twitter, Kamis (24/10/2019).

Adapun unggahan tersebut dibagikan oleh @ariqsy, dan sampai dengan hari ini, Jumat (1/11/2019) pukul 18.00 WIB, video tersebut sudah di-retweet sebanyak 4,7 ribu serta disukai sebanyak 3,4 ribu.

Dalam postingan tersebut dijelaskan, bahwa meskipun font tersebut dapat dipergunakan secara gratis, setidaknya ada penghormatan kepada pembuat font, semisal dengan permintaan izin.

Dalam postingannya, akun @ariqsy menuliskan, "[APPRECIATION POST] So, this is Adien Gunarta @bergunarta, my Dafont friend. Apparently, his font Upakarti is used in FIFA U-20 World Cup Indonesia 2021 logo, for free. While he doesn't need any royalty etc, he deserve the appreciation. Hats off. That's how legacy's built."

Untuk diketahui, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menggunakan font berjenis Upakarti tersebut dalam tulisan "Indonesia 2021".

Penelusuran Kompas.com:

Saat dikonfirmasi, pembuat font Upakarti, Adien Gunarta menjelaskan bahwa font yang dipergunakan untuk logo Piala Dunia U-20 untuk tulisan "Indonesia 2021" tersebut memang merupakan font buatannya.

Andien tidak mempermasalahkan penggunaan font oleh PSSI tersebut meskipun dirinya tidak diberi tahu. Sebab, font tersebut memang dapat dipakai oleh semua pihak alias gratis.

"Hak ciptanya ada tetep font bikinan saya, tapi saya memang bebaskan penggunaannya untuk masyarakat luas, jadi siapapun boleh pakai," ujar Adien saat dihubungi Kompas.com (1/11/2019).

Ketika disinggung reaksinya setelah huruf tersebut digunakan untuk ajang Piala Dunia, Adien mengaku kaget.

"Kan Piala Dunia itu skalanya internasional, senang juga sih, ya kaget, ya seneng, ternyata bisa dipakai di event besar," kata dia.

Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Sejarahnya...

Logo Piala Dunia U-20 2021Dok. PSSI Logo Piala Dunia U-20 2021

Inspirasi Adien membuat jenis huruf tersebut adalah dari huruf Aksara Jawa.

"Awalanya dulu tuh pengen bikin font yang masih bisa dibaca oleh masyarakat luas tapi memiliki kesannya tradisional," papar dia.

Lebih lanjut, ia membuat huruf tersebut dengan menggunakan aplikasi Corel Draw dan Font Lab.

Kemudian, ketika persoalan mengenai huruf tersebut viral di Twitter, Adien mengaku banyak orang yang memberikan support kepadanya.

Namun, ada juga menurut Adien yang juga kurang setuju dengan jenis huruf yang ia buat dan akhirnya viral itu.

Setelah unggahan tersebut viral, Adien mengaku ada orang dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menghubungi dirinya.

"Jadi setelah viral di twitter, ada orang dari PSSI yang mengontak saya melalui Direct Message (DM) melalui Twitter, intinya memohon maaf karena tidak meminta izin terkait penggunaan font tersebut," kata dia lagi.

Dirinya pun tidak mempermasalahkan hal itu. 

"Jadi memang saya bebasin, siapa saja boleh memakai," jawab pria lulusan dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini.

Lebih lanjut, Andien mengaku sudah tertarik kepada dunia grafis sejak dari kecil.

"Dari kecil memang suka menggambar, kalo untuk terjun di dunia font sendiri, itu sudah sejak SMP," imbuhnya.

 Baca juga: Perjalanan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com