Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Yun Hap, Mahasiswa UI Korban Tragedi Semanggi II

Kompas.com - 24/09/2019, 11:21 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Penulis

Saat itu, Yun Hap berada di Kampus Atma Jaya.

Sementara, pada Jumat (24/9/1999) pagi, Yun Hap kembali menelepon dan menginformasikan akan pulang.

Ia tiba di rumah pada pukul 09.00, sempat makan, lalu kembali ke Kampus UI di Depok pada siang harinya.

Adik Yun Hap, Yun Yie mengatakan, saat itu sang ibu, Ho Kim Ngo, sempat memintanya agar tidak ikut berdemonstrasi.

Alasannya, kata Yun Yie, ibunya mengingatkan bahwa tahun itu merupakan tahun sial bagi mereka yang bershio ular.

Yun Hap, kelahiran 17 Oktober 1977, bershio ular.

Namun, Yun Hap bersikeras dan tetap menuju kampus. Baginya, apa pun yang terjadi merupakan takdir.

Bukan kali ini Yun Hap ikut dalam aksi demo besar.

Namun, hari itu, saat terjadi penembakan membabi-buta dari aparat, sebagai kelanjutan dari aksi menolak pengesahan RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB), menjadi akhir dari perjuangan Yun Hap.

"Di balik kejeniusannya, Yun Hap punya sikap yang kritis dan itu diwujudkan dengan tindakannya melawan pemerintah," demikian Fesan Gustano Razak, rekan dekat Yun Hap mengenangnya.

Bagi keluarganya, Yun Hap kebanggaan karena prestasi yang diukirnya sejak SD hingga SMU. 

"Yun Hap memang pintar. Saya harapkan anak saya bisa mengangkat nama saya. Biar bapaknya jadi kuli, jadi buruh. Anak yang diharapkan bisa mengangkat harkat dan derajat, kok jadinya begini. Cita-citanya enggak sampai. Dia pernah bilang akan mati muda. Nggak tahu, kenapa dia bilang begitu," ucap ayahnya, Yap Pit.

Ucapan selamat jalan mengiringi Yun Hap ke peristirahatan terakhirnya.

"Sdr Yun Hap, meski tubuhmu terbujur kaku, namun semangatmu tetap ada di antara kami. Selamat jalan, kawan," demikian Rektor UI Prof Dr dr Asman Boedisantoso, saat melepas jenazah Yun Hap di Balai Mahasiswa UI, sebelum dimakamkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com