Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekadar Mitos, Baby Blues Bisa Jadi Ancaman Nyata

Kompas.com - 22/09/2019, 07:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suasana hati yang gampang berubah mungkin dirasakan bagi sebagian ibu setelah melahirkan.

Biasanya, naik turunnya emosi yang dialami seorang ibu pasca persalinan ini dikenal dengan istilah baby blues.

Setelah melahirkan, sekitar 70-80 persen ibu baru mengalami perasaan tak enak dan perubahan suasana hati.

Meskipun baby blues biasanya dirasakan empat atau lima hari setelah melahirkan, namun ternyata suasana hati yang naik turun bisa dirasakan oleh seorang ibu lebih awal.

Baca juga: Mengenal Baby Blues, Gangguan Jiwa yang Kerap Dialami Pasca-kelahiran

Gejala

Dilansir dari American Pregnancy, baby blues ditandai dengan beberapa gejala, seperti merasa sedih atau menangis tanpa alasan, tidak sabar, mudah marah, merasa gelisah, kelelahan, perubahan suasana hati, susah untuk konsentrasi, dan insomnia.

Penyebab dan periode

Penyebab baby blues hingga saat ini belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, baby blues berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan kembali setelah bayi lahir.

Perubahan hormon tersebut bisa menghasilkan perubahan kimia dalam otak dan membuat depresi.

Selain itu, banyaknya penyesuaian yang terjadi setelah bayi lahir, seperti gangguan saat tidur, gangguan rutinitas, dan emosi dari pengalaman persalinan, dapat berperan terhadap perasaan ibu baru.

Gejala baby blues biasanya terjadi beberapa menit hingga beberapa jam setiap harinya. Gejala ini akan berkurang dan hilang dalam kurun waktu 14 hari setelah melahirkan.

Apa yang bisa dilakukan?

Hal terbaik yang dapat mengurangi gejala baby blues adalah dengan merawat ibu.

Seorang ibu pun dapat menerapkan cara yang dapat dilakukan sendiri jika mengalami perubahan suasana hati pasca melahirkan ini.

Cara-cara tersebut antara lain:

  1. Berbicara dengan seseorang yang dipercayai tentang perasaan yang dialami.
  2. Mempertahankan diet seimbang. Mempunyai bayi baru dapat membuat pola makan tidak benar. Terlalu banyak karbohidrat sederhana dapat membuat perubahan suasana hati menjadi lebih nyata.
  3. Buat jurnal atas segala pikiran dan perasaan Anda.
  4. Mencari suasana lain, seperti keluar guna menikmati udara segar dan pandangan berbeda untuk beberapa saat.
  5. Meminta bantuan yang memungkinkan Anda fokus pada kegembiaraan mempunyai bayi baru.
  6. Jangan berharap kesempurnaan dalam beberapa minggu awal setelah melahirkan.

Baca juga: 4 Fakta Baby Blues yang Juga Dialami Raisa

Beri diri Anda waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dialami, termasuk rutinitas makan dan tidur.

Hal yang harus selalu diingat yakni Anda tak sendirian dalam perasaan ini.

Jika gejala baby blues bertahan lebih dari dua pekan, maka Anda harus waspada karena dapat menjadi indikasi ke kondisi yang lebih serius, seperti depresi pasca persalinan dan Anda dapat berkonsultasi dengan ahli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com