KOMPAS.com - FIFA baru saja merilis peringkat tim nasional di seluruh dunia. Hasilnya rangking Indonesia merosot tajam.
Merosotnya posisi Indonesia dirangking FIFA disinyalir akibat menelan dua kekalahan dari Malaysia dan Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Sebelumnya, pada edisi Juli 2019, posisi Indonesia menempati peringkat ke-160 dunia. Namun, pada edisi September 2019, peringkat Indonesia melorot ke urutan 167 dunia.
Melorotnya peringkat Indonesia diduga karena menderita dua kekalahan beruntun atas Malaysia dan Thailand pada Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Merosotnya ranking Indonesia lantas menjadi pertanyaan banyak pihak, bagaimana skema perhitungan poin yang dilakukan oleh FIFA?
Melansir goal.com, FIFA sejak tahun 2006 silam menggunakan metode berbasis peringkat rata-rata dengan total poin tim nasional dihitung dengan menghimpun poin rata-rata yang diperoleh per pertandingan.
Rata-rata poin sebuah tim dalam kurun empat tahun akan dikumpulkan dengan hasil selama 12 bulan terakhir membawa dampak besar.
Namun, saat ini metode yang digunakan FIFA diganti dengan metode penilaian ELO.
Baca juga: Imam Nahrawi Jadi Tersangka, Mantan Kapten Timnas: Sangat Disayangkan
Metode ELO berbeda dengan metode poin rata-rata, metode ini bekerja dengan menambah atau mengurangi poin sebuah tim yang sudah ada secara keseluruhan sebelum memulai suatu laga.
Oleh sebab itu, ranking FIFA saat ini akan lebih mudah berubah dengan adanya pertandingan yang akan dihadapi.
Selain itu, metode ini juga telah digunakan dalam olahraga lain dalam beberapa dekade terakhir.
Nantinya, perolehan poin yang dikurangi atau ditambahkan akan dihitung sebagian dengan memfaktorkan kekuatan relatif dari dua tim yang bertanding.
Pada metode ELO ini sebuah negara akan mendapatkan jumlah poin lebih sedikit bila melakoni laga di luar kalender internasional.
Sebaliknya, akan mendapat poin banyak bila memainkan laga di kalender internasional.
Tak hanya itu, penggunaan metode ELO digunakan oleh FIFA setelah merespons banyak protes bahwa terdapat kemungkinan tim memanipulasi penghitungan ranking mereka dengan meminimalkan jadwal pertandingan internasional.