Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Potensi dan Harapan di Negeri di Atas Awan...

Kompas.com - 20/09/2019, 06:28 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Negeri di atas awan Gunung Luhur yang berada di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten, tengah menjadi perhatian publik dan ramai dikunjungi.

Lokasi negeri di atas awan Gunung Luhur ini baru diketahui keberadaannya sekitar September 2018.

Tempat wisata tersebut menawarkan panorama hamparan awan yang bisa dilihat dari atas gunung.

Yang menarik, untuk menikmati panorama yang elok, wisatawan tak diharuskan mendaki terlalu berat lantaran lokasi wisata ini bisa dijangkau dengan kendaraan.

Tak hanya wisatawan dalam negeri, tercatat wisatawan manca negara pun ramai datang ke sini.

Untuk mendapatkan panorama terbaik di negeri di atas awan Gunung Luhur, datanglah sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.

Meski sekarang tempat ini ramai, mungkinkah “Negeri di Atas Awan Gunung Luhur” ini menjadi suatu tempat wisata yang bisa terus dikembangkan?

Baca juga: Kearifan Lokal di Citorek, Desa yang Viral dengan Negeri di Atas Awan

Mengapa berbagai lokasi wisata dengan label "Negeri di Atas Awan" bisa menjadi magnet wisata?

Pengamat wisata, Arief Gunawan, yang merupakan President Indonesia Luxury Travel & Hospitality Association, berpendapat, lokasi wisata negeri di atas awan Gunung Luhur ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata yang berkelanjutan.

Alasannya, banyak hal menarik dari tempat ini.

Dari sisi atraksi, pengunjung disuguhkan pemandangan luar biasa berupa hamparan awan.

“Dari sisi atraksi, Banten itu kan umumnya terkenal daerah pantai atau pinggiran atau pesisir. Tapi ada dataran tinggi, ini baru, sehingga menarik. Saya pun ingin ke sana,” kata Arief.

Ia juga menilai, ada kemudahan akses karena tempatnya terjangkau.

Selain itu, tarifnya juga masih terjangkau.

Negeri di atas awan di Citorek Kidul ini lokasinya bisa ditempuh dalam waktu 15 menit dari Kampung Ciusul dengan menggunakan motor/mobil sehingga tak perlu mendaki.

Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan bisa menempuh rute dari Rangkas Bitung ke arah Wewengkon Citorek dengan waktu tempuh sekitar 4 jam menggunakan mobil.

Dukungan pemerintah daerah

Untuk kemajuan pariwisata, Arief mengimbau agar pemerintah daerah melakukan manajemen yang baik agar ke depan tempat wisata ini semakin berkembang.

“Apakah sustainable tergantung pemerintah daerah. Kalau ini dikelola dengan manajemen bagus sangat mungkin berkelanjutan, bahkan bisa dikembangkan lagi,” kata dia.

“Namun secepatnya harus ada pengaturan dari pemerintah, agar tak seperti kawasan-kawasan puncak yang cenderung liar dan nantinya susah ditertibkan,” lanjut Arie.

Arief juga menilai, perlu adanya dukungan fasilitas dari pemerintah yakni fasilitas-fasilitas yang umum dan fasilitas-fasilitas yang bersifat komersil.

Menurut dia, wisata negeri di atas awan ini akan semakin terkenal karena banyak yang mempromosikannya di media dan media sosial.

“Kalau pemerintah daerah bisa menangkap dan mengelola secara profesional tentu akan sangat bagus,” kata Arief. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com