Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mari Berdoa Bersama, Semoga Hujan Lekas Turun"

Kompas.com - 16/09/2019, 06:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Kita jaga yang belum terbakar, dan kita tundukkan kepala api agar tdk menjalar. Mari berdoa bersama semoga hujan lekas turun. Pemadaman kebakaran di Kelurahan Kalampangan, Kec. Sebangau Kota Palangkaraya, Kalteng. Sabtu 14 September 2019".

Demikian kalimat pada unggahan Twitter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), @KementerianKLHK, Minggu (15/9/2019).

Seperti diketahui, beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan saat ini tengah dihadapkan dengan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menimbulkan kabut asap tebal.

Di media sosial Twitter, tagar #SaveKalimantan menjadi trending sepanjang hari Minggu kemarin.

Banyak yang membagikan kondisi kabut asap yang semakin pekat di sejumlah wilayah di Kalimantan, seperti Pontianak dan Palangkaraya.

Unggahan sejumlah pengguna Twitter yang mengeluhkan kondisi kabut asap di Kalimantan.Twitter Unggahan sejumlah pengguna Twitter yang mengeluhkan kondisi kabut asap di Kalimantan.

Di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (15/9/2019), ribuan warga melakukan shalat meminta hujan yakni shalat Istisqa di Halaman Masjid Agung Al Ikhlas Ketapang.

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu yang terdampak dari karhutla.

"Saat ini, kabut asapnya sudah terlalu pekat. Kami shalat untuk meminta hujan kepada Allah SWT," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ketapang, Faisal Maksum, Minggu sore.

Ia berharap, bencana kabut asap dapat cepat terselesaikan dengan turunnya hujan.

Sementara itu, seorang warga Ketapang bernama Teo Bernadhi mengatakan, kabut asap yang terjadi saat ini adalah yang terparah sejak tahun 2015.

"Kabut asap yang ditimbulkan dari lahan gambut yang terbakar akan sangat berpengaruh terhadap pernapasan," ujar dia.

Teo mengatakan, kabut asap ini terjadi karena pencegahan yang dilakukan tidak optimal dan tidak turunnya hujan.

"Pemerintah daerah kurang memaksimalkan peran-peran perusahaan perkebunan untuk memadamkan api yang terbakar di dekat lahan mereka," kata Teo.

Dampak kabut asap

Akibat kabut asap dari karhutla, setidaknya 20.000 warga Kalimantan Selatan terkena Infeksi Saluran dan Pernapasan Atas (ISPA).

Angka tersebut didapat dari data Dinas Kesehatan Kalsel dan hingga saat ini angkanya masih terus meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com