Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kabut Asap di Riau, BNPB: Ini Sudah Sangat Bahaya

Kompas.com - 15/09/2019, 08:16 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tagar #IndonesiaDaruratAsap trending di media sosial Twitter. Hingga Minggu (15/9/2019) pagi, tagar tersebut terpantau telah dibicarakan lebih dari 57 ribu kali.

Saat dikonfirmasi terkait kondisi kabut asap di Provinsi Riau, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan kondisi karhutla terutama di Riau sudah parah. Pasalnya selain terjadi di hampir sebagian wilayah, juga ada kiriman kabut asap dari Sumatera Selatan.

"Kalau titik api (Riau) tidak terlalu banyak, tapi gede-gede. Soal kabut asap, ini sudah sangat bahaya. Asap itu kan berbahaya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/9/2019) malam.

Agus menambahkan, kualitas udara yang buruk dengan pekatnya kabut asap, imbuhnya mempunyai dampak yang cukup banyak, terutama bagi anak-anak. Karena itu, sudah ada edaran dari Dinas Kesehatan untuk meliburkan sekolah guna menghindari adanya aktivitas di luar rumah agar terhindar atau menghidurp asap yang berbahaya tersebut.

"Kemarin kualitas udaranya sampai 360 lebih, itu kan membahayakan," papar dia.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau saat ini, sambungnya, hampir mirip dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan di tahun 2013-2014.

"Riau 2013-2014 mirip, sampai susah bernapas. Berat sekali, dari sisi kesehatan sangat berbahaya, menimbulkan dampak berbahaya," imbuh dia.

Lebih lanjut, Agus mengatakan karhutla di Riau hampir menyeluruh. "Kena semua," papar dia.

Baca juga: Riau Dikepung Kabut Asap, Greenpeace: Ini Indikasi Kegagalan Pemerintah

Kualitas Udara Tidak Sehat

Untuk diketahui, kualitas udara di Riau dikabarkan sangat tidak sehat sejak beberapa hari terakhir.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Jumat (13/9/2019) kualitas udara di Pekanbaru, Riau hingga pukul 13.00 WIB tercatat lebih buruk daripada Jakarta.

Kualitas udara di Pekanbaru, Riau tercatat sangat tidak sehat, dengan Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 264. Padahal AQI Jakarta hanya 163.

Walaupun kualitas udara di Jakarta tercatat lebih rendah dari Pekanbaru, indikatornya tetap dinyatakan tidak sehat.

Sementara, Rekapitulasi Data P3E Sumatera KLHK dan Dinas LHK Provinsi Riau mencatat indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113 pada Kamis (14/9/2019) pada pukul 07.00-15.00 WIB

Angka tersebut adalah indikasi dimana udara tidak sehat karena berada dalam rentang 101-199.

Minggu (15/9/2019) pagi, Kompas.com memantau kualitas udara di beberapa tempat di wilayah Riau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com