Dia juga memerintahkan para operator untuk melakukan panggilan darurat ke kapal penyelamat lain yang berada di dekat Titanic.
Namun sayang, para awak mengerahkan kapal penyelamat ke posisi yang tidak akurat sehingga membuat air mengalir ke tingkat terendah kapal dan akhirnya membanjiri beberapa ruangan.
Ketika ruang surat mulai dipenuhi air, upaya penyelamatan pun menjadi sia-sia. Pada saat itu, para pelayan mulai membangunkan penumpang untuk bersiap-siap menyelamatkan diri.
Sekitar pukul 00:15, para pelayan mulai memerintahkan penumpang untuk memakai pelampung, meski banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa kapal akan tenggelam.
Upaya evakuasi juga mulai dilakukan. Namun kapal tersebut hanya memiliki 20 sekoci penyelamat.
Sekoci yang tersedia hanya mampu menampung 1.178 orang saja. Bahkan, keadaan lebih buruk karena tidak semua sekoci terisi penuh. Padahal sebelumnya, Titanic telah dirancang untuk menampung 68 sekoci.
Akibatnya, dari 3.511 penumpang dan awak, lebih dari 2.000 di antaranya tewas. Dari seluruh penumpang, hanya 706 orang saja yang selamat.
Sebagian besar dari penumpang meninggal akibat hipotermia di permukaan air es. Ratusan lainnya tewas saat berada di dalam kapal ketika tenggelam, dan menyebabkan tragedi ini menjadi salah satu kisah yang paling dikenal dalam sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.