Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimantan Timur Ibu Kota Baru, Luasnya Hampir 3 Kali DKI, Alasan Pindah hingga Pembiayaan

Kompas.com - 27/08/2019, 06:48 WIB
Nur Rohmi Aida,
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru pengganti DKI Jakarta pada Senin (26/8/2019), di Istana Negara, Jakarta.

Jokowi menyebutkan, lokasi ibu kota baru adalah Kalimantan Timur, tepatnya di sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Pemerintah sudah melakukan kajian mendalam dan mengintensifkan studinya dalam 3 tahun terakhir. Hasil kajian menyimpulkan lokasi ibu kota baru adalah sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur," kata Jokowi, Senin siang.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan sejumlah alasan mengapa ibu kota harus pindah ke Kalimantan Timur.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
Salah satunya, kata Jokowi, beban Jakarta yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa.

Baca juga: Infrastruktur Dasar Ibu Kota Baru akan Dibangun seperti GBK

"Dan juga bandara udara dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia," kata Jokowi.

Selain itu, beban Pulau Jawa yang dinilai semakin berat dengan penduduk 150 juta.

Angka ini sama dengan 54 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Menurut Jokowi, Jakarta dan Pulau Jawa tak bisa dibiarkan terus menanggung beban yang semakin berat.

Apalagi, dengan kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin parah dan polusi udara serta polusi air yang harus ditangani.

Mengapa Kalimantan Timur?

Jokowi juga mengungkapkan alasan dipilihnya Kalimantan Timur.

Dengan kajian mendalam, menurut Jokowi, ada sejumlah alasan dipilihnya provinsi ini sebagai lokasi ibu kota baru.

Beberapa alasan di antaranya, Kalimantan Timur dipandang memiliki risiko bencana minimal.

Bencana itu seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, tsunami, dan tanah longsor.

Meski dianggap minim bencana, catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika patut menjadi perhatian.

Baca juga: Mengungkap Potensi Bencana di Ibu Kota Baru, Sesar Gempa Aktif hingga Banjir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com