Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Polusi Udara seperti di Jakarta Bisa Sebabkan Penyakit Mata

Kompas.com - 23/08/2019, 19:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Time

KOMPAS.com – Kualitas udara di Jakarta belakangan dilaporkan memburuk. Berdasarkan laporan Kompas.com Minggu, (18/8/2019) kualitas udara Jakarta bahkan terburuk ketiga di dunia.

Laporan tersebut berdasarkan data AirVisual hingga pukul 07.34 WIB pada Minggu (18/8/2019). Saat itu tercatat kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat dengan Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 157 dengan konsentrasi parameter PM2.5 68 ug/m3.

Sementara itu, hari ini, Jumat (23/8/2019) sore Kompas.com memantau kualitas udara melalui situs Air Visual tercatat memiliki indeks AQI sebesar 122 dengan konsentrasi parameter PM2.5 44,1 ug/m3 yang berarti tidak sehat untuk orang-orang yang sensitiv.

Baca juga: 4 Fakta Sidang Gugatan Polusi Udara yang Lagi-lagi Tertunda

Melansir Kompas.com Rabu, (8/3/2019) Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak mengatakan, ada dua faktor penyumbang polusi udara di Jakarta.

Ia menyebut, pertama adalah kendaraan bermotor yang terus bertambah dan menyebabkan makin meningkatnya emisi kendaraan bermotor.

Faktor kedua adalah adanya pembangkit listrik tenaga uap batu bara dalam radius 100 meter di sekitar Jakarta.

Kualitas udara yang buruk ini bukan tanpa "harga". Masalah pencemaran udara bisa mempengaruhi kesehatan seseorang.

Sebuah penelitian terbaru bahkan melaporkan bahwa paparan polusi udara bisa mengganggu kesehatan mata.

Dilaporkan Time Kamis, (22/8/2019) Suh-Hang Hank Juo yang berasal dari pusat rabun jauh dan penyakit mata di China Medical University, Taiwan melakukan penelitian yang menunjukkan orang yang terpapar polutan udara umum yakni nitrogen dioksida (NO2) dan karbon monoksida (CO) beresiko tinggi mengalami degenerasi makula.

Degenari makula ini merupakan kondisi di mana sel-sel retina rusak yang menyebabkan penglihatan sentral buram dan dalam beberapa kasus akhirnya bisa berdampak pada kehilangan penglihatan.

Studi yang dipublikasikan dalam BMJ Journal of Investigative Medicine tersebut menganalisis data kualitas udara yang melibatkan 40.000 orang di atas 50 tahun yang tinggal di daerah perkotaan Taiwan.

Penelitian tersebut membagi orang ke dalam empat kategori paparan polutan dan menemukan, mereka yang tinggal di daerah dengan konsentrasi NO2 dan CO tertinggi memiliki tingkat degenerasi makula terkait usia.

Mereka yang terpapar NO2 hampir 200 persen lebih mungkin terkena penyakit ini. Sedangkan mereka yang terpapar CO dengan konsentrasi tertinggi menunjukkan potensi resiko 84 persen.

Sementara itu, orang yang terpapar pada tingkat sedang dari ke-dua polutan tersebut tak menunjukkan resiko secara signifikan .

"Saya sedikit terkejut bahwa hanya tingkat paparan tertinggi yang menunjukkan risiko," kata Juo.

Baca juga: Bahaya Manakah Polusi Udara dengan Menghisap Rokok?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com