Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Spesies Kadal Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya adalah Komodo

KOMPAS.com - Kadal adalah kelompok reptilia purba yang hidup di seluruh belahan dunia dan menempati hampir semua jenis habitat.

Kadal telah ada selama ratusan juta tahun dan kemungkinan besar sudah ada sebelum dinosaurus, yang pertama kali muncul sekitar 230 juta tahun lalu, menurut Live Science.

Ada ribuan spesies kadal dan masing-masing memiliki adaptasi dan ciri khusus, namun sebagian besar mempunyai empat kaki.

Kadal adalah reptil berkulit bersisik yang biasanya dibedakan dari ular berdasarkan kepemilikan kaki, kelopak mata yang dapat digerakkan, dan bukaan telinga luar.

Meski demikian, ada pula spesies kadal yang hidup dengan dua kaki dan bahkan tidak mempunyai kaki sama sekali.

Beberapa kadal tradisional seperti kadal kaca (Ophisaurus) mengalami degenerasi dan hilangnya anggota tubuh, membuatnya terlihat seperti ular.

Beberapa jenis kadal mungkin terlihat aman, namun spesies lainnya bisa sangat berbahaya dan mematikan.

Berikut ini adalah 5 jenis kadal paling berbahaya di dunia:

1. Gila Monster

Gila monster (Heloderma suspectum) adalah kadal paling berbahaya di dunia menurut Guinness World Record. Mereka hidup di wilayah kering Meksiko dan Amerika Serikat bagian barat daya.

Kadal ini memiliki delapan kelenjar racun yang berkembang dengan baik di rahang bawahnya dan memiliki racun yang cukup untuk membunuh dua manusia dewasa.

Ketika seseorang digigit, racunnya akan meresap ke dalam luka. Dalam sebuah penelitian terhadap 34 orang korban yang digigit hewan ini, ada delapan korban jiwa.

2. Komodo

Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar yang masih hidup dan umumnya ditemukan di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Dikutip dari laman Britannica, komodo dapat tumbuh hingga panjang 3 meter dengan beratnya mencapai sekitar 135 kilogram.

Spesies kadal raksasa ini dapat menyerang dan membunuh manusia. Diketahui, gigitannya yang berbisa menghasilkan racun yang menghambat pembekuan darah.

3. Kadal manik-manik Meksiko

Kadal manik-manik Meksiko (Heloderma horridum) sekilas terlihat mirip dengan kadal gila monster. Mereka mendiami sebagian besar pantai Pasifik Meksiko.

Kadal ini menggigit dengan mengunci rahangnya pada mangsanya sementara giginya yang berlekuk menyalurkan racun saraf ke dalam luka.

Diketahui gigitan kadal ini menyakitkan. Namun, tidak ada laporan kematian manusia yang dikonfirmasi terkait dengan spesies ini.

4. Biawak air Malaya 

Biawak air Malaya (Varanus salvator) hidup di Kepulauan Sunda Besar dan wilayah pesisir Teluk Benggala dan Laut Cina Selatan.

Biawak air, termasuk biawak air Malaya, umumnya adalah karnivora dan sering memakan serangga besar dan laba-laba, kadal lain, mamalia kecil, ikan, hingga burung.

Namun, manusia yang digigit oleh biawak air biasa mungkin akan disuntik dengan racun, yang menghasilkan efek ringan, namun bisa menyebabkan terkena bakteri menular.

5. Varanus salvadorii

Spesies kadal yang sering kali disebut buaya pohon ini ditemukan di pulau New Guinea. Sebagian besar hidup di pepohonan dan lebih menyukai lingkungan dataran rendah.

Dilansir dari laman Wild Explained, Varanus salvadorii memiliki gigi yang tajam seperti taring, rahang yang kuat, dan air liur yang sedikit berbisa.

Kadal ini mampu tumbuh panjang hingga 5 meter dengan berat mencapai 90 kilogram. Mereka juga dikenal sangat agresif.

6. Biawak Nil

Biawak Nil adalah kadal terbesar di Afrika yang bisa tumbuh hingga panjang 2 meter dan beratnya mencapai 20 kilogram.

Spesies kadal ini diketahui cukup berbahaya dengan nafsu makan rakus dan diketahui memakan apa saja yang mereka bisa.

Biawak Nil dapat menggigit dan menyebabkan cedera serius jika diprovokasi. Gigitannya sedikit berbisa dan mudah menyebabkan infeksi.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/23/153000965/6-spesies-kadal-paling-berbahaya-di-dunia-salah-satunya-adalah-komodo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke