Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Temukan Gunung Bawah Laut, Tingginya Tiga Kali Burj Khalifa

KOMPAS.com - Ilmuwan menemukan empat gunung bawah laut baru selama transit dari Kosta Rika ke Valparaiso, Chile dengan kapal dari Schmidt Ocean Institute pada Januari 2024.

Masing-masing memiliki tinggi 1.591 meter, 1.644 meter, 1.873 meter, dan yang paling tinggi ditemukan di lepas pantai Chile dengan tinggi 2.681 meter di atas dasar lautan atau sekitar 3 kali tinggi Burj Khalifa.

Burj Khalifa sendiri, bangunan tertinggi di dunia tersebut, mencapai ketinggian 828 meter.

Teknisi kelautan dan ahli hidrografi dari Schmidt Ocean Institute mengonfirmasi bahwa pegunungan tersebut sebelumnya belum pernah dimasukkan ke dalam database mana pun, seperti dilansir dari laman Schmidt Ocean Institute.

Temuan ini menambah daftar gunung bawah laut setinggi lebih dari 1.600 meter yang ditemukan di lepas pantai Guatemala, Amerika Tengah pada November 2023.

Kronologi temuan gunung bawah laut

Salah satu peneliti, John Fulmer mengatakan, mereka menemukan 4 gunung bawah laut tersebut ketika para teknisi tengah merencanakan sebuah jalur untuk memeriksa anomali gravitasi selama transit dari Kosta Rika ke Chile pada Januari 2024.

"Kami cukup beruntung bisa merencanakan rute pemetaan dengan menggunakan anomali gravitasi dalam data altimetri satelit," kata mereka, masih dari sumber yang sama.

Menurutnya, memeriksa anomali gravitasi adalah cara yang terbaik untuk mencari tonjolan di peta. Dan ketika menemukannya, mereka akan menemukan gunung-gunung bawah laut yang sangat besar.

Perubahan bentuk dasar laut tampak sebagai pergeseran yang sangat kecil di permukaan Samudra di mana parit yang dalam akan menyebabkan sedikit depresi (daerah bertekanan rendah) dan gunung dapat menciptakan tonjolan yang hampir tak terlihat di atas Samudra.

Petunjuk-petunjuk halus ini dapat membantu para ahli membuat penemuan dan membuat peta dasar laut yang lebih baik dan lebih rinci.

Kapan pun kondisi laut menungkinkan, para kru akan mengumpulkan data pemetaan saat kapal penelitian bergerak atau transit dari satu lokasi ke lokasi lain.

Sejak 2012, para ilmuwan di kapal riset Schmidt Ocean Institute, Falkor, telah memetakan sekitar 1,5 juta kilometer persegi dan menemukan 29 gunung laut, bukit, dan parit.

Dampak temuan gunung bawah laut

Selama ini, para ilmuwan dari Schmidt Ocean menggunakan kapal penelitian Falkor untuk memetakan sekitar 1,5 juta kilometer persegi dasar lautan. Mereka akan transit di tempat mana pun dengan kondisi yang memungkinkan.

Saat itu, awak kapal Falkor menggunakan sonar multibeam dan data satelit untuk memetakan dasar laut.

"Peta adalah alat yang sangat penting untuk memahami planet kita. Dan menemukan gunung laut hampir selalu menuntun kita ke titik-titik keanekaragaman hayati yang belum diketahui," ujar Dr. Jyotika Virmani, direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute, masih dari sumber yang sama.

Dilansir dari Times Now News, temuan ini penting karena gunung laut kerap menampung terumbu karang, bunga karang, anemon, dan organisme hidup lainnya.

Gunung-gunung itu menyediakan makanan, tempat berteduh, dan permukaan yang menjadi habitat bagi tumbuhan lainnya.

Setiap penemuan mengungkap titik-titik keanekaragaman hayati laut yang baru dan masih perlu banyak dipelajari.

Semakin banyak pemetaan yang dilakukan, semakin banyak pula temuan spesies baru yang luar biasa.

Namun, ketiadaan topografi bawah laut yang terperinci atau data batimetri, menghambat kemampuan untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan, menavigasi kapal dengan aman di laut, dan melindungi masyarakat pesisir.

Merupakan gunung berapi yang punah

Dilansir dari Space, puncak-puncak raksasa gunung bawah laut ini merupakan gunung berapi yang sudah mati.

Gunung-gunung purba itu berukuran sangat besar sehingga menciptakan perubahan halus pada ketinggian permukaan laut dan atau yang disebut dengan anomali gravitasi.

Anomali gravitasi ini dapat dideteksi oleh satelit. Dalam kasus ini, permukaan laut menonjol tepat di atas puncak gunung berapi.

Pada 2023, tim peneliti yang sama menemukan gunung bawah laut lainnya yang berukuran sekitar dua kali lebih tinggi dari Burj Khalifa.

Tapi ternyata, ada beberapa gunung bawah laut yang lebih besar.

Gunung bawah laut terbesar di dunia secara teknis adalah gunung berapi Mauna Kea yang dalam status tidur atau tidak aktif dan berada di Hawaii, menurut Lembaga Oseanografi Woods Hole.

Tingginya sekitar 4.205 meter di atas permukaan laut, tetapi meluas hingga ke dasar laut, menurut U.S. Geological Survey. Ketinggian sebenarnya gunung tersebut adalah 10.211 meter.

Para ilmuwan menduga, terdapat 100.000 gunung api bawah laut tersebar di seluruh samudra di dunia, sebagaimana disebutkan National Oceanic and Atmospheric Administration.

Namun, hanya sebagian kecil yang telah dipetakan. Lebih dari separuh dari puncak-puncak yang diperkirakan berada di Samudra Pasifik.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/04/183000665/ilmuwan-temukan-gunung-bawah-laut-tingginya-tiga-kali-burj-khalifa-

Terkini Lainnya

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke